18 Juni 2008


Anda masih ingat dengan Sentra Industri sepatu Wedoro, tempat ini dulunya sempat menjadi jujugan bagi seluruh penduduk kota Sidoarjo dan Surabaya. Penduduk luar kota pun berbondong-bondong untuk membeli fashion alas kaki ini. Buat bergaya sendiri dan untuk oleh-oleh buat keluarga. Selain harganya murah, beraneka ragam jenisnya pun tak kalah dengan sandal merk ternama.

Modal ngebon

Salah satu wirausaha sukses adalah pasangan H. Mohammad Ja’far (56 th) dan Hj. Tarwiyah (52 th). Pasangan ini merintis usaha hingga mencapai kesuksesan seperti sekarang tidaklah dengan cara mudah. Hj. Tarwiyah yang sore itu kami temui di stand Gaya Indah miliknya, bernostalgia tentang awal mula mendirikan usaha bersama sang suami.

Pasangan ini menikah pada tahun 1975, setelah menikah mereka berinisiatif untuk menjadi wirausahan. Sayangnya lagi-lagi semua harus terbentur dengan modal. Namun tak ada rotan akarpun jadi, meski tak punya modal sepeserpun, pasangan ini nekat untuk tetap berwiraswasta dengan mengambil barang terlebih dahulu pada salah satu tetangga lalu membayarnya setelah semua barang laku alias ‘ngebon’.
Produk yang dipilihnya adalah sepatu dan sandal, alasannya karena sandal dan sepatu adalah kebutuhan bagi semua orang setelah pakaian. Ditambah lagi, H. Ja’far suaminya pun punya keahlian untuk membuat sandal dan tak segan untuk belajar pada teman-temannya.

Menjajakan sandal
Tekat kuat itu mereka jalankan dengan menjajakan beberapa pasang sandal dan sepatu ke toko toko di Surabaya termasuk pasar Turi. Sebagai pemain baru di bisnis tersebut, tentu saja Hj. Tarwiyah mengalami kesulitan dalam mencari pelanggan. Pasalnya semuanya telah di drop oleh distributor besar, maka habislah lahan buat pasangan Hj. Tarwiyah dan H. Ja’far di pasar Turi sebagai pasar grosir terbesar di Surabaya. Kendati demikian, pasangan ini tidak langsung patah arang. Jika lahan pasar Turi sudah habis, maka mereka menangkap peluang usaha lain itu di luar kota. Kota pertama yang dipilihnya yaitu Malang, Kediri, dan Tulungagung.
Pasangan yang dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan ini memilih menjajakan sandal sepatu ke pasar – pasar di kota-kota tersebut. Beruntunglah, respon mereka cukup bagus kendati langganan yang mereka dapat tidak bisa langsung membayar cash.

Perjuangan Hj. Tarwiyah tidak berhenti sampai disitu, setelah mendapatkan beberapa pelanggan, ia kini memikirkan bagaimana caranya setiap penagihan bisa lancar. Kebetulan waktu itu suaminya H. Ja’far sakit, akhirnya mau tidak mau ia harus berangkat ke Kediri untuk mengambil tagihan. “Saat itu saya naik bis keluar kota sendiri untuk nagih menggantikan suami, syukurlah saat ditagih nggak ada yang mbulet,” kenangnya.

Memborong di New Era
Maksud hati ingin memeluk gunung, namun apa daya tangan tak sampai, tekad kuat untuk menjadi pengusaha sukses lagi-lagi terbentur dengan dana. Pasangan ini berencana untuk mengembangkan bisnis dengan membeli bahan baku sandal untuk di produksi sendiri. Mau ngebon lagi tidak mungkin, karena setoran terdahulu belum lunas. Beruntunglah saat itu ada saudaranya yang berbaik hati meminjamkan mobil carry untuk dijual. Mobil itupun akhirnya terjual seharga 7 juta dan langsung dibuat untuk memborong semua bahan termasuk spon, dan sandal di perusahaan New Era.
Dewi Fortuna agaknya tengah berpihak pada pasangan ini, pada saat krisis moneter tiba – tiba harga semua barang melambung tinggi, apalagi bahan bakunya. Padahal pasangan ini sudah memborong semua bahan baku dari New Era dan bisa dijual dengan keuntungan mencapai 5 kali lipatnya atau sekitar 70 jutaan.
Hasil dari keuntungan pasangan ini akhirnya dibuat modal lagi untuk menutupi semua tagihan-tagihan dan membuka sebuah home industri kecil-kecilan di rumah. Saat itu hanya ada satu orang karyawan yang membantu suaminya membuat produksi. Dengan pertumbuhan banyaknya permintaan pesanan sandal, dalam sehari ia mengaku mendapatkan order 35 sampai 40 kodi, akhirnya pasangan inipun mempekerjakan sekitar 25 orang untuk memenuhi order yang masuk di Alfan Jaya home industri miliknya.

Masa kejayaan
Sekitar tahun 2000-an, sepatu dan sandal telah menjadi trend fashion masyarakat metropolis Surabaya. Wedoro adalah salah satu sentra produksi terbesar dengan jumlah stand yang beroperasi sekitar 200 stand lebih di area padat penduduk Wedoro Sidoarjo. Pasangan yang telah naik haji ini menangkap peluang bisnis di wilayah tersebut dengan mengontrak 2 stand sekaligus. Hj. Tarwiyah mengungkapkan kalau sehari ia bisa mendapatkan omset rata-rata 3 juta. Sebuah angka yang fantastis buat seorang pengusaha yang mengawalinya dengan modal ‘ngebon’.
Sayangnya Wedoro sebagai sentra industri terbesar itu kini tak terdengar lagi gaungnya. Menurut Hj. Tarwiyah, Wedoro menjadi sepi gara-gara sudah tidak ada lagi yang menangani. “kalau dulu itu sering ada pameran-pameran, tapi sekarang sepi, pengurusnya males,” celetuknya.

Jatuh bangun dalam berbisnis itu sudah biasa terjadi, dan Hj. Tarwiyah menyadari akan hal itu. Ia rupanya cukup bersyukur karena masa kejayaan itu telah ia alami beberapa tahun yang lalu. Walaupun stand Wedoro kini sepi, namun pelanggannya masih tetap ada, tidak hanya dari surabaya saja, akan tetapi dari luar pulau seperti Manado, NTT, dan Balikpapan. Hasilnya, rumah dan 3 mobil pun ia miliki. Bahkan ia bisa menunaikan ibadah haji bersama suami juga karena hasil jualan sandal.
Merasa telah lelah mengelola bisnisnya, pasangan inipun menyerahkan semua bisnisnya pada putra keduanya. Haris Firmansyah (27 th)untuk mencari order dan membuat aneka model fashion alas kaki masa kini. “Anak saya ini sangat lincah, dia sekarang yang menjalankan bisnis kami, jadi semua model disini tidak akan pernah ketinggalan jaman,” tuturnya bangga. Ulfie Fachrurrazy

6 Comments:

  1. THE SOLDIERS said...
    bapak dan ibu yang terhormat, kami ada rencana tahun depan membuka usaha khusus sepatu dan sandal di daerah madiun. mohon kami di konfirmasi cara pembelian dan pengiriman barangnya.atau kalau ibu berkenan bisa contact saya di 08125960126 atas nama GATY.
    ukie said...
    Bapak / Ibu terhormat kalo boleh saya berminat untuk menjalin kerjasama dengan Bapak/Ibu.. Mungkin bisa minta tolong contact di nomor ini 081334234846.. Atau saya bisa mendapatkan contact person anda. Terima kasih..
    Anonim said...
    Kami grosiran sandal di Purworejo Jawa Tengah. Kami ingin menjalin kerjasama dengan Bpak/Ibu. Tolong hubungi kami di 081227873544. tks An. Bp. FAFA
    Anonim said...
    Lokasi saya di semarang & insya'allah bulan november ini akan buka toko sandal & tas.
    Mohon saya dikirimkan katalog & daftar harga sandal ke email saya atau mohon hubungi saya di no 081904443930 a.n M. Joni
    ROSIDI said...
    gmn KAJI ARIS bisa kirimi awak ndewe sandal ta aq saiki posisi nang riau,,, TP DOWIKE KARI.. SOALE AQ POSISI KRISIS BOS.. from ROSIDI LAIDA, NB; ENGKO TAK GEKNO MODEL SENG SIP2 SENG LAKU NENG RIAU OKEY...................
    ROSIDI said...
    BOS GMN BS KIRIMI AWAKDEWE SANDAL AQ SAIKI NANG RIAU. TP DUWIKE NEK SANDALE WES PAYU GMN???? FROM; ROSIDI LAIDA.

Post a Comment



 

blogger templates | Make Money Online