14 Juni 2008

Ari Fiberglass

RAUP LABA BESAR SETELAH BOSAN JADI KARYAWAN

Di tengah system perekonomian Indonesia yang cenderung kurang stabil, salah satunya berimbas pada harga bahan baku pembuat kerajinan. Mahalnya harga bahan baku kerajinan seperti halnya kayu, menjadikan fiber glass sebagai salah satu alternatif untuk membuat berbagai macam kebutuhan kantor, rumah tangga atau pabrik.

Adalah Hari Toweka, pemilik perusahaan Ari fiberglass yang berada di kawasan Medaeng Surabaya. Perusahaan ini khusus memproduksi bahan-bahan dari fiberglass seperti box sampah, tanki/ tandon air, kursi, bak mandi, atap dan permainan anak-anak seperti prosotan, peluncuran waterboom dan playground.

Modal 10 Juta

Menilik kembali masa lalu Hari saat membuka bisnisnya, waktu itu Hari adalah seorang karyawan biasa. Sejak tahun 1987 dia telah bekerja pada sebuah perusahaan fiberglass milik pengusaha asing dari Singapura. Karena perusahaan tersebut mengalami kesulitan dalam hal perekonomian lalu bangkrut, Hari pun keluar dan bekerja lagi di tempat kerja dengan bidang serupa. Bosan menjadi karyawan, akhirnya tercetuslah ide untuk mendirikan sebuah home industri sesuai dengan keahliannya.

Pengalaman adalah guru yang paling berharga, setidaknya pepatah itulah yang patut menggambarkan kesuksesan Hari sekarang. Seperempat abad lebih dia telah menghabiskan waktunya untuk menjadi karyawan. Tahun 2001 akhirnya Hari memutuskan menjalankan bisnis fiberglass tanpa menuai kesulitan. Hari melihat peluang bisnis tersebut masih jarang di Surabaya, apalagi pekerjaan tersebut sudah menjadi bagian dari hidupnya. Meskipun hanya bermodalkan uang 10 juta dengan proses produksi di rumahnya waktu itu, bisnis fiberglass pun jalan meskipun tanpa adanya promosi alias order yang datang dari mulut ke mulut.

Kebanjiran Order

Waktu terus bergulir, bulan dan tahun turut berganti. Ari Fiberglass melenggang tanpa pesaing. Itu terbukti dengan banyaknya order yang masuk, baik dari instansi swasta maupun negeri. Dinas Perikanan pun sempat menjadi langganan untuk order beberapa tempat penampungan ikan. Sayangnya, alokasi dana untuk instansi negeri ini hanya turun setahun sekali jadi ordernya pun tak bisa continue. Kendati demikian, Ari Fiberglass tak kehabisan order. PT. Monodong Group, sebuah pabrik udang besar di Surabaya. Waktu itu bisnis udang sedang booming-nya, Ari Fiberglass kebanjiran order lagi untuk membuat puluhan box udang dan meja proses produksi. Dengan hanya 6 karyawan, tentu saja Hari Toweka sang pemilik kewalahan mengerjakan pesanan, akhirnya dia memanfaatkan warga sekitar Medaeng untuk turut membantu proses produksi. Tentunya dengan imbalan yang sesuai.

Selalu Optimis

Kini Kerajinan Fiberglass menjadi semakin terkenal seiring dengan permintaan pasar baik local maupun internasional. Banyak orang yang memanfaatkan peluang tersebut dan mendirikan perusahaan serupa. Disamping harga bahan bakunya ekonomis dibandingkan bahan baku lainnya, fiberglass pun sangat mudah dibuat dan dipasarkan. Berbagai produk dari fiberglass pun kini tak hanya seputar kursi, tandon, dan atap. Berbagai macam replica unik dan menarikpun kini bisa dijumpai dipasaran.

Ari Fiberglass kini tak sendiri, pesaing bisnis baru bermunculan. Ketika ditanya soal persaingan pasar, Hari mengaku tak pernah terpengaruh dengan apapun “Bisnis saya adalah bisnis jasa, saya baru memproduksi manakala ada order yag masuk. Tapi saya bersyukur, selama ini saya selalu mendapatkan order dan karyawan saya tidak sampai ada yang menganggur tiap harinya” ujarnya optimis.

Proses Produksi

Memang benar, seiring dengan permintaan aneka kerajinan seni dari bahan fiberglass membuat perajin banyak beralih ke produk itu. Terlebih lagi, meski semua bahan baku adalah barang impor, namun bahan tersebut sangat mudah didapatkan di toko toko kimia. Semisal untuk membuat kerajinan prosotan anak-anak, salah satu karyawan yang juga adik Ipar Hari yaitu Kusriadi menjelaskan bahwa bahan baku yang biasanya diperlukan adalah Resin, catalyst, pigmen – bahan bakunya cat, bubuk kalak dan beberapa lapis fiber glass. Alatnya pun cukup sederhana yaitu kuas dan compressor serta cetakan untuk mencetak produk sesuai dengan jenis dan ukuran yang diinginkan. Prosesnya pun cukup cepat, semua bahan kimia dicampur sambil diaduk setelah itu diletakkan di atas cetakan dan dibiarkan sampai kering. Kira kira 1 sampai 2 jam kerajinan prosotan bisa diangkat.

Biasanya Prosotan ini sering kita jumpai di sekolah-sekolah anak TK ataupun SD. Dan kalau pernah ke Taman Hiburan Remaja (THR) Surabaya, sebagian mainan anak anak tersebut adalah hasil karya Ari Fiberglass.

Kunci Sukses

Kesuksesan yang dialami Hari tentunya bukan tanpa proses, butuh kerja keras, tekun, dan tak kenal menyerah adalah kunci kesuksesannya. Meskipun hanya bermodalkan minim, namun kini Hari telah mampu membeli sebidang tanah tak jauh dari rumahnya di kawasan Medaeng. Lahan se ukuran 23 x 23 itu kini ditempatinya semenjak 2001 silam sebagai tempat produksinya. Biasanya sebulan Hari mengaku memproduksi sekitar 100 sampai 150 produk dengan omset sekitar 20 sampai 50 juta perbulan. Semua barangnya biasa dikirim sampai luar kota seperti Malang, Gresik, Yogyakarta bahkan luar pulau seperti Kalimantan dan Sulawesi.

Kesuksesan telah diraih, namun bukan berarti Hari berhenti berkreasi. Lelaki 40 tahun ini pun tak segan merangkul perusahaan serupa Toyo Fiberglass untuk memasarkan produknya. Namun ketika ditanya mengapa tidak membuat manajemen pemasaran sendiri? Lelaki 40 tahun ini mengaku bahwa dia tidak bisa dan tidak punya kemampuan untuk membuat manajemen pemasaran. Ulfie Fachrurrazy

2 Comments:

  1. Anonim said...
    mbak, boleh saya tahu no telp/ kontak pak Hari? atau mungkin websitenya. terima kasih
    ulfie said...
    Maaf pak baru bs balas, pasalnya nyari no telp nggak ketemu2. kl mau telp nanti hub hari toweka di 031-8533958.

Post a Comment



 

blogger templates | Make Money Online