20 September 2008

Berbicara tentang para pemudik, banyak hal yang menarik untuk dicermati dari mereka. Performa yang telah mereka bangun, mampu mencerminkan pribadi sukses, mandiri, dan bersatus tinggi, kaya. Pencitraan sukses karena merantau, mampu menarik perhatian dan minat masayarakat untuk turut serta. Dengan alasan merubah nasib, arus urbanisasi ke kota besar-pun tak dapat dihindari. Lalu, apakah ada solusi agar bisa mengurangi angka urbanisasi setiap tahunnya?


Jika menelisik lebih dalam akan prilaku pemudik, yang kerap menjadi pusat perhatian bagi lingkungannya. Agaknya hal itu bisa dimaklumi, karena selama masa perantauannya, masyarakat urban ‘dipaksakan’ menerima dan menjalankan tatanan sosial yang sebenarnya bertentangan dengan ‘kodratnya.’ Hubungan-hubungan sosial di perkotaan (tempat mereka mengais rejeki), berbeda 180 derajat dengan solidaritas sosial yang dibangun di pedesaan, yang lebih menekankan ikatan emosional, moralitas dan kekerabatan. Solidaritas ala masyarakat perkotaan lebih didasarkan pada hubungan pekerjaan dan kepentingan (vested interest), terutama kepentingan ekonomi. Akibatnya, masyarakat urban dituntut untuk kerja keras dan menghargai waktu jika tidak ingin terlindas roda zaman. Inilah yang mendorong mereka untuk, paling tidak, memuaskan hasratnya untuk menikmati hasil jerih payah atas kerja keras yang sudah ia lakukan saat berada di kampung halaman.


Permasalahan yang timbul kemudian adalah selama mereka mudik, perilaku mereka telah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat desa. Demonstration effect kaum urban telah memikat penduduk desa yang rata-rata menghadapi problem keterbatasan lapangan kerja, seiring dengan makin langkanya areal pertanian. Menurut Pakar Psikologi Universitas 17 Agustus, Andik Matulessy, rata –rata orang desa, kebanyakan tidak mempunyai kapabilitas pendidikan tinggi serta tidak kompeten pada sebuah bidang pekerjaan. “Jika mereka melihat ada temannya sukses, ia kemudian tertarik dan mengikuti jejaknya, padahal sama sekali ia tidak kompeten pada bidang pekerjaan tertentu, apalagi ditambah dengan minimnya pendidikan mereka,” tegas Andik.


Marak

Akhirnya, urbanisasi menjadi satu-satunya pilihan untuk mengubah nasib. Sektor pertanian yang selama ini digeluti, dianggap sudah ketinggalan zaman dan tidak prospektif lagi. Fenomena ini nyata membawa implikasi buruk bagi peningkatan aktivitas di sektor informal perkotaan. Kota menjadi tumpuan harapan bagi kaum urban. Berbagai persoalan muncul, manakala kaum urban tidak mempunyai keterampilan. Menurut Andik, masalah ini akan berpotensi pada maraknya tindak kriminal, meledaknya penganguran, dan menjamurnya perkampungan kumuh. “Masayakat urban yang tidak memiliki keterampilan, jelas mereka tidak akan mendapatkan pekerjaan yang layak. Ia menjadi shock dengan kehidupan kota yang begitu keras. Akhirnya, iapun menjadi sampah masyarakat, berprofesi sebagai PSK, pengemis, pencopet, dan lainnya,” kata Andik.


Dalam sebuah buku yang berjudul Cities, Poverty and Development Urbanization in the Third World, Gilbert dan Gigler, seperti dikutip M. Sufyan, ada beberapa bukti yang menyebutkan, bahwa alasan utama urbanisasi adalah masalah ekonomi. Kuatnya variabel ekonomi sebagai alasan orang berurbanisasi. Kebetulan, fenomena urbanisasi banyak dijumpai di kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin. Karena Negara-negara tersebut relative masih miskin ketimbang di Negara bagian utara (Eropa dan Amerika Utara). Lebih lanjut, M. Sufyan memaparkan fakta bahwa perbedaan pendapatan yang tajam antara desa dan kota telah memperlicin jalan maraknya urbanisasi.


Solusi

Lalu bagaimanakah solusinya, apakah mungkin arus urbanisasi bisa dikurangi? Andik Matulessy menegaskan bahwa segalanya bisa menjadi mungkin, asal investasi pemerintah dan pengusaha tidak terpusat dikota. “Sudah saatnya pemerintah dan para pengusaha itu untuk tidak memikirkan keuntungan semata, harusnya investasi itu tidak hanya terpusat dikota, melainkan juga harus menetes di daerah pedesaan. Jika investasi dan pembangunan masih saja terpusat di perkotaan, maka jangan harap kita bisa memotong arus urbanisasi,” terang Andik.


Lelaki penghobi travelling ini juga menambahkan, bahwa sebenarnya dengan banyaknya arus urbanisasi, secara langsung itu akan membebani pembangunan kota, karena sebenarnya, kota itu sudah dirancang, baik kapasitas, pemukiman, kebutuhan pangan, dan lain-lain. Agar arus urbanisasi setiap hari tidak bertambah, secepatnya harus dibangun sebuah peluang-peluang pekerjaan di pedesaan. “Mulai kini, perusahaan harus bisa membuka sebuah peluang ataupun lapangan pekerjaan yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Misalnya pabrik, home industri ataupun peluang usaha lain yang bisa memberdayakan masayarakat desa.” pungkas Andik. Ulfie Fachrurrazy

Tak bisa luput dari ‘Pajak Bandara’

Lebaran, hari kemenangan itu akan segera tiba, umat muslim di dunia akan segera merayakannya. Dalam momen itu, setiap negera memunyai ciri khas yang berbeda-beda. Di Indonesia, tradisi merayakan lebaran salah satunya adalah dengan cara mudik, yaitu kembali pulang ke kampung halaman bersama keluarga. Tak hanya melulu yang bekerja di kota besar dalam negeri, namun para TKI dan TKW yang mengais rejeki di negara lain pun tak mau absen dari tradisi ini.

Malam itu, saat wartawan tabloid kerja mengamati Bandar udara Juanda, terlihat tempat kedatangan international disesaki dengan penumpang yang baru saja transit dari Malaysia. Tampak seorang wanita berkulit sawo matang, berdandan ‘ngejreng’ ala Avril Lavigne, ia mengecat rambutnya dengan warna merah maroon, baju T-shirt ketat, dipadukan dengan celana Capri. Kendati demikian, ia terlihat begitu pede, walaupun semua mata yang melihatnya gayanya, pasti akan menahan tawa, karena betis yang menonjol dari celana ketat itu terlihat begitu kekar.

Pemandangan itu tak hanya tampak pada satu wanita saja, lama ia mengitari areal bandara dengan trolly yang memuat tumpukan kardus, air mukanya terlihat lega saat melihat ada sekitar 13 wanita yang berdandan sama, keluar dari pintu kedatangan. Ditengah hiruk pikuk keramaian antara penumpang dan keluarga penjemput, keramaian pun tak dapat terelakkan lagi. Mereka saling bercengkrama satu sama lain dengan gayanya.

Kelompok wanita yang baru saja datang itu, tak lain adalah para TKW dari Malaysia. Tingkah mereka yang unik, bukan saja karena pakaian yang dikenakan, tapi karena bau balsam yang masih menyengat, yang mengundang semua mata untuk mencari sumber bau, dan mengamatinya. Yang membuat semakin gemas, adalah gaya bahasa mereka yang terkadang sok melayu dengan aksen Madura. Yah, para TKW itu ternyata berasal dari Madura dan sebagian lagi dari Jember dan Kediri. Kebahagiaan mereka terpancar manakala bisa merayakan lebaran bersama keluarga di kampung halamannya.

Namun, kebahagiaan itu belum sepenuhnya diraih, manakala ada beberapa petugas imigrasi yang menghampiri mereka. Dengan ramah, agaknya mereka menawarkan “sesuatu”. Setelah melalui pemeriksaan paspor itu, mereka dicegat dan digiring lagi ke loket penukaran uang, mereka tidak tahu bahwa rate yang dipasang sangat tinggi dan hampir tidak masuk akal.

Tak berhenti di situ, karena barang bawaannya yang menggunung di atas trolly, tentu saja itu mengundang mata para porter, belum lagi para sopir taksi. Silih berganti mereka menawarkan jasanya, dengan tak henti-henti merayu para TKW. Sebagian dari para TKW, ada yang termakan rayuan mereka. Agak sedikit keberatan, TKW itu merelakan barangnya dijinjing si porter, ia mengikutinya dari belakang menuju kendaraan travel yang sudah dipilih. Tentu saja, jika barang itu sudah berada di tangan mereka, akan sangat susah untuk mengambil kembali tanpa memberi sejumlah uang, parahnya lagi tarifnya terkadang tak masuk akal. Beruntung, sebagian TKW itu ada keluarganya yang sedang menjemput, hingga mereka tak sampai kena ‘pajak bandara’ lagi.

Pemandangan malam di bandara Juanda tak hanya berhenti disitu, tabloid Kerja mengamati ada seorang lelaki yang sedang celingukan mencari sesuatu, karena sikapnya tersebut, tak ayal ia menjadi target empuk para oknum. Lelaki 30 tahun itu tadinya satu rombongan pesawat dengan para TKW yang telah berlalu. Sepetinya dia tengah menanti seseorang yang tak kunjung datang. Hanya beberapa menit, ada tiga orang yang mengerubutinya. Bergantian mereka menawari jasa, lelaki itu sangat pasif, hingga ia tak bisa berbuat apa-apa manakala seorang porter mengangkat kopernya. Beruntung, tak berapa lama ia melihat keluarganya datang. Agaknya sejak awal ia telah menunggu jemputan dari keluarganya yang datang terlambat. Kendati demikian, ia telah terlanjur menerima jasa dari porter, ia pun harus membayar ongkos sebesar 100ribu. “Tadinya ia malah minta 200ribu mbak, nggak tak kasih sama saya, lawong cuma beberapa meter ngangkat koper aja minta 200ribu, wong saya jadi kuli batu di Malaysia aja sehari kadang dapatnya cuma 100 ribu tok!” tutur Kholiq, TKI asal Lamongan.

Masih menurut Kholiq, setiap datang ia sebenarnya harus dipungut Rp 25 ribu. Padahal sebelum berangkat sudah dipungut US$ 15 untuk subsidi. Belum termasuk sekitar Rp 5 juta untuk pengurusan paspor dan administrasi lainnya. Resminya, pengantaran ke daerah seperti Lamongan biasanya hanya Rp 400 ribu, namun tak jarang yang apes kehilangan sampai Rp 1 juta. Kenyataan itu bisa dikalkulasi, dengan traffic TKI/TKW yang 500 orang per hari atau 2 ribu orang per hari seperti saat ini, uang yang dihasilkan dari pemerasan para TKI dan TKW bisa mencapai ratusan juta bahkan milyaran rupiah.

Pengalaman buruk di bandara, mungkin hampir semuanya pernah dialami oleh para pahlawan devisa negara. Kebetulan karena malam, jadi praktek-praktek semacam ini agak sedikit berkurang. Lain lagi ceritanya jika momen mudik di bandara terjadi di siang hari, praktek-praktek ini akan terjadi lebih heboh lagi. Pertanyaannya, apakah benar bahwa di dalam bandara memang ada konspirasi besar yang terorganisir dalam memeras para pahlawan devisa kita? Semoga, momen mudik lebaran kali ini, semuanya dijauhkan dari segala praktek penipuan. Amin. Ulfie Fachrurrazy

SUKSES TANPA IMPIAN

Semua orang tahu, siapakah Anne Avantie sebagai sosok ikon kebaya Indonesia. Di balik kesuksesannya, sedikit orang yang tahu akan perjalan karirnya. Figur fesyen yang tertuang dalam setiap karyanya, terajut oleh pengalaman hidup yang sarat dengan perjuangan dan air mata.


Tak banyak yang tahu, di balik kesuksesan yang telah diraih Anne Avantie, ternyata dalam perjalanan karirnya, ia memiliki masa lalu yang cukup pahit. Kesuksesan yang saat ini ia renggut, ia lewati dengan banyak pengorbanan. Dalam sebuah wawancara di stasiun radio swasta yang bertemakan ‘The Famous Indonesian Designer’, pemilik nama asli Sianne Avantie ini, dalam perjalanan karirnya akrab ditemani dengan rintangan dan penderitaan.

Istri dari Joseph Henry ini mengaku, sejak dulu ia takut menggapai impiannya karena keterbatasan pendidikan. Ia hanya seorang lulusan SMA, dan tidak pernah mengenyam pendidikan tentang menjahit, memotong ataupun pecah mode. “Saya adalah sesorang yang tidak punya cita-cita, karena saya menyadari bahwa yang ada pada diri saya semuanya serba terbatas. Saya tidak pernah kuliah ataupun mengikuti kursus dan program keahlian apapun tentang mode. Saya dibesarkan dilingkungan keluarga yang tidak utuh. Saya memiliki keterbatasan yang sangat luar biasa daripada teman-teman saya lainnya,” Tutur Anne.


Talent

Kendati tak pernah mengenyam pendidikan tentang fesyen, namun darah seni yang mengalir di keluarganya, mengalir pula pada dirinya. Ketika duduk di bangku SMP, muncul kegemarannya pada dunia mode. Ia kerap melihat aktifitas ibunya, dan membantu menjahit. Tanpa disadari, belakangan darah seni itupun mengalir pada diri putri pertamanya Intan Avantie. “Kami ini keluarga seni, hobi saya sejak kelas 3 SMP, ibu suka buat baju tari, dan saya suka bantu ibu, kemudian kemampuan saya pun berkembang,” tutur wanita asal Semarang ini.

Sulung 3 bersaudara ini mengaku bahwa semua yang sudah didapat, ia awali dengan sebuah kebingungan, dimana ia harus belajar untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarganya. Saat itu ia mengalami masa-masa yang sangat sulit, hingga setelah tamat SMA, keinginannya makin kuat untuk mengembangkan minatnya pada dunia mode. Lagi-lagi meskipun ia tak punya kemampuan menjahit atau bahkan membuat pola. “Saat itu saya berada pada kehidupan yang sangat-sangat sulit, pada tahun 1983 hingga 1985, kondisi keluaga saya sangat tidak mendukung karena banyaknya permasalahan. Saya dituntut untuk bagaimana caranya saya bisa mendapatkan uang untuk menafkahi keluarga, satu-satunya cara adalah dengan memfokuskan talent saya untuk bekerja,” kenangnya.


Akhirnya, dengan bekal keyakinan dan tekad yang kuat dari diri dan suaminya, ia mulai membuka usaha modiste yang diberi nama Griya Busana Permata Sari. Dengan hanya modal 3 mesin jahit manual, ia sangat yakin bahwa Tuhan akan memberikan jalan pada setiap umatnya yang mau berusaha keras. “Saya tidak bisa menjahit, memotong, atau pecah model, tapi saya punya keyakinan dan kepercayaan bahwa setiap manusia tidak akan pernah ditinggaklakn oleh Tuhan sejenggkal pun, tangan kita pasti akan dibimbing asal kita punya tujuan untuk mengabdi pada Tuhan lewat talent/ kemampuan yang kita miliki. Saya mengawali usaha saya, semuanya secara manual di garasi. Obras pun saya diluar karena saya belum memiliki mesin obras. Saat itu tidak ada keinginan ataupun cita-cita untuk menjadi seorang Desainer. Tujuan saya cuma ingin mencari nafkah, dapat uang untuk menafkahi anak2 saya, dan keluarga saya,” terangnya.


Cobaan

Seiring berjalannya waktu, usaha Anne semakin menanjak. Namun pada tahun 1993, ia mendapatkan sebuah cobaan yang sagat berat. Usaha yang telah dibangunnya dari awal, habis seketika manakala ia beralih melakukan bisnis jual beli permata. Anehnya, apa yang dialami Anne saat itu, ia rasakan menjadi masa yang sangat indah yang takkan pernah ia lupakan. Kendati ia harus mengawali lagi dari bawah, hinaan dan cercaan dari lingkungan sekitarnya, ia merasa masa itu menjadi kenangan yang tak mudah untuk dilupakan. Saat itulah, sebagai penganut Katolik yang taat, ia merasa semakin dekat pada Tuhan, dan iapun menjadi Anne Avantie yang sebenarnya. “Apa yang sudah saya capai, semuanya luluh lantak tak tersisa, saya kembali berada di titik nol. Tapi saat itu, saat yang sangat indah dalam hidup saya karena saya muncul sebagai pribadi yang sebanarnya. Saya benar-benar hidup di alam nyata, inilah hidup, tidak punya uang, dicai maki orang, ditekan, disingkirkan. Tapi disitulah, hati saya tumbuh berkembang dengan sangat bagus. Apa yang telah saya lalui di tahun 1993 sampai 1996 itu menjadi pelajaran yang sangat berharga, mungkin saya tidak akan bicara dan tidak akan pernah menyadari bahwa sebenarnya saya sangat rendah dimata Tuhan. Tuhan telah memberikan kepada saya berkah terselubung melalui penderitaan, dan masalah melalui yang saya hadapi. Sehingga saat ini saya tidak lagi bingung mencari materi, dan popularitas. Buat saya kepicikan cuma alat untuk menjadi sebuah pribadi yang munafik. Ulfie Fachrurrazy

19 September 2008

Usaha Selebriti

ANYA DWINOV, BISNIS JADI TUKANG CUCI

Banyaknya para designer membuat pakaian dari bermacam jenis bahan dan ‘agak’ mengesampingkan masalah perawatannya, tampaknya itu menjadi peluang bisnis bagi Anya Dwinov. Presenter cantik ini membuka usaha jasa laundry bernama Essii Laundry, di Kawasan Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Anya Dwinov, presenter kenes ini sebelum menekuni bisnis jasa, ia sudah jualan aneka tas dari kulit ular. Kendati demikian, ia tetap belum puas untuk menambah pundit-pundi emasnya dengan menekuni bisnis lagi dibidang jasa laundry. Berawal dari kebutuhannya terhadap jasa cuci-mencuci serta menjadi salah satu klien perusahaan laundry, pemilik nama lengkap Anya Dwi Novita Pahlawanti pun memutuskan terjun langsung menjadi ‘tukang cuci’. “Saat itu ada saham yang dijual oleh salah satu pemegangnya karena alasan pindah ke luar kota maka tawaran itu diberikan ke saya” cerita Anya membuka pembicaraan.

PT. Essii International didirikan pada 24 Februari 2005 lalu, namun mulai beroperasi secara komersil sejak 5 September 2005. “Saya bergabung bulan April 2006. Jadi, laundry ini sudah lama berjalan. Sejak saat itu pula menjadi awal untuk merubah seluruh signboard dan neon box Essii Laundry,” jelas Anya bersemangat.

Sebagai perusahaan pendatang baru di bidang laundry and dry clean di Jakarta, Essii telah mempunyai jumlah pelanggan sebanyak 3.915 orang, terhitung Desember 2006. Apa rahasia dibalik kesuksesan usaha tersebut?. Salah satu yang diterapkan adalah menerima jenis-jenis pakaian yang dapat diproses antara lain stelan jas, celana, kemeja, mote atau payet, bahan suede and leather, wool, crayon, cotton, nylon, parasut. Essii pun menerima tas branded international, sepatu kulit, house hold, serta boneka. “Percayakan semua karena Essii can wash all kind of materials,” katanya berpromosi.

Tak hanya itu, Essii pun berani memberikan 100 persen guarantee jika terjadi kerusakan pada barang apabila ada kesalahan pada proses pencucian . Bahkan tak tanggung-tanggung, penggantian tersebut melebihi jasa laundry pada umumnya, yang hanya mampu mengganti 10 kali lipat dari ongkos jasanya. ”Essii berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggan dengan memprioritaskan keamanan dan kebersihan pakaian” kata perempuan kelahiran 10 November 1982 ini.

Lalu, berapa investasi yang dikeluarkan?.”Wah, itu rahasia perusahaan. Tetapi dengan ketekunan saya dan tim sukses (karyawan-red), modal tersebut kembali dengan memuaskan” terang Anya. Kini Essii mampu mempekerjakan 40 karyawan dari semua outlet yang tersebar. “Ini merupakan keinginan saya untuk mempekerjakan orang lain sehingga mengurangi jumlah pengangguran dan membentuk lapangan pekerjaan baru”. Hal tersebut diperluas lagi dengan membuat sistem franchise. Ayo sia mau bergabung? Fie


Bisnis butik milik selebritas bukan hal yang aneh lagi. Namun Cynthia Lamusu menawarkan produk yang berbeda dibandingkan butik milik artis lainnya.

Trend bisnis buka butik di kalangan selebritis tampaknya belum surut. Salah satunya Cynthia Lamusu yang mulai berekspansi, selain membuka gerai di sejumlah mall, kini penyanyi cantik tersebut membuka butik baru berlabel House of Lamusch.
“Sekarang ini, aku memberanikan diri membuka butik sekaligus menjadi desainernya. Dan hasil rancangan tersebut dibikin label sendiri. Ya, kira-kira satu tahun belakangan ini aku memang menemukan hobi baru, yaitu desain. Menurut aku, untuk memuaskannya harus diseriusin. Ditambah hobi suka belanja, jadilah House of Lamusch ini,” ungkap Cynthia.

Butik yang berdiri setahun lalu tersebut beralamat berada di seputar Bangka Raya, Jakarta Selatan ini, berbeda dengan butik-butik yang sebelumnya. Ia menambahkan, koleksi pakaian yang ada di House of Lamusch bersifat lebih glamour. ”Yang pasti classy, simpel, anggun, dan cantik. Kalau warna, tergantung. Sebab, aku kan orangnya moody-an. Aku juga tidak mau semua hanya berdasarkan keinginanku. Aku juga harus melihat pasar,” tutur personel AB Three ini.

Ia menegaskan, konsep yang ditawarkan di House of Lamusch adalah one stop service untuk perempuan, baik wanita dewasa atau remaja. Jadi para perempuan yang ada acara khusus, dan tidak tahu harus memakai pakaian seperti apa, bagaimana make up-nya, atau pun tata rambutnya bisa dikonsultasikan. “Tapi by appointment,” tambahnya.

Untuk koleksi pakaian ready to wear-nya, House of Lamusch menyediakan pakaian-pakaian dengan merek internasional, seperti Marc Jacobs, Diane Von Furstenderg, Moschino, dan banyak lagi. Selain itu, House of Lamusch juga menyediakan pakian yang ber-label Lamusch.

Di butik House of Lamusch, selain menyediakan pakaian-pakaian ready to wear dengan desain yang beragam, juga menyediakan layanan custom made, di mana costumers bisa memesan pakaian dengan desain yang eksklusif. “Jadi kita hanya buat desain itu untuk satu orang saja,” ungkap istri Surya Saputra ini.
Selain pakaian, aneka jenis clutch, sepatu, dan aksesoris juga bisa ditemukan di House of Lamusch. “Clutch tuh sekarang kan lagi in banget. Jadi aku sediain juga di sini. Ada yang dari kulit ular dan buaya, terus dipayet. Payetnya dijahit, bukan dilem, jadi lebih kuat dan tahan lama,” promosinya.

Perempuan keturunan Sulawesi ini pun menginginkan, butik yang didirikannya harus berbeda dengan butik-butik yang ada. Selain masih jarangnya konsep one stop service, ia pun tetap menggunakan bahan tradisional asli Indonesia seperti batik, songket dan lainnya sebagai bahan pakaian rancangannya. “Aku ingin ada ciri khasnya,” pungkasnya.

12 Agustus 2008

Harapan semua tenaga Honorer adalah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mereka rela mengabdi selama belasan tahun, bahkan tak jarang mendapatkan gaji di bawah Upah Minimum Karyawan (UMK), dengan harapan suatu saat bisa menjadi Pegawai Negeri.

Menjadi Pegawai Negeri Sipil adalah dambaan semua warga Negara Indonesia. Dapat gaji tinggi, tunjangan, pensiun, dan lain-lain, ibarat mimpi indah untuk menyongsong masa depan cerah hingga tua. Tak heran, setiap ada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) setiap tahunnya, selalu disambut dengan antusiasme tinggi.

Masalahnya, tak semudah itu menjadi PNS. Selain butuh kepandaian untuk menyisihkan ribuan pesaing, kesetiaan, dan kesabaran pun harus di uji. Kesetiaan dan kesabaran untuk mendapatkan gelar CPNS, akrab menguji para pegawai yang berstatus honorer.

Dalam pengertiannya, pegawai honorer adalah seseorang yang diangkat secara resmi oleh pejabat yang berwenang (pimpinan unit kerja) dan disahkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Pemerintah untuk melaksanakan tugas tertentu yang gajinya dibebankan pada APBN atau APBD.

Dengan alasan kurangnya tenaga di ruang lingkup unit kerja, dilakukanlah perekrutan besar-besaran untuk memenuhi beberapa bidang kerja, gaji minim berhadiah PNS.
Beruntung, setelah menunggu belasan tahun, Juni 2007 lalu telah dilakukan pengangkatan sebanyak 1.853 pegawai honorer daerah (Honda). Tentu saja kabar itu menggembirakan bagi mereka, namun bagaimana dengan nasib pegawai Honda lainnya tahun ini.

Menurut Dra. Yayuk Eko Agustin, kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Surabaya, saat di hubungi lewat telepon, untuk tahun ini tenaga Honda yang masuk data base masih sekitar 1.050 orang yang menunggu pengangkatan. “Pegawai Honda yang masuk data base memang masih ada sekitar 1.050 orang lagi, selebihnya yang belum masuk data base saya tidak hafal jumlah keseluruhannya, yang jelas mereka akan menunggu giliran,” ungkap Yayuk.

Dijelaskan lebih lanjut, untuk memenuhi instruksi pemerintah pusat, bahwa tahun 2009 tenaga Honda harus dituntaskan menjadi PNS. Pengangkatan tenaga Honda masih tetap mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan sesuai dengan PP 48/2005 dan Peraturan Kepala Badan Kepagawaian Nasional (BKN) 21/2005 tentang Pedoman Pendataan dan Pengolahan Tenaga Honorer. “Pegawai Honda masih harus mengikuti prosedur, meski sudah ditetapkan, tidak berarti para honorer langsung bisa menjadi PNS. Mereka bisa gugur jika tidak bisa memenuhi syarat pemberkasan, memberikan data palsu, atau terbukti bertindak kriminal dan indisipliner,” tegas Yayuk.

Terlepas dari itu, saat disinggung tentang isu pegawai Honda yang bekerja di Pemerintah Kota Surabaya akan di PHK, Yayuk membenarkan akan isu tersebut. “Tentang Pegawai Honda di Pemkot, itu bukanlah isu lagi, karena memang ada sekitar 191 pegawai itu tidak masuk dalam data Badan Kepegawaian Negara (BKN). Mereka bekerja mulai Maret 2005 saat kepemimpinan Plt. Wali Kota Chusnul Arifin Damuri. Penerimaan pegawai honorer daerah tidak sesuai dengan PP 48/2005 yang menyatakan sejak Januari 2005 pemerintah tidak menerima lagi pegawai honorer,” imbuh Yayuk.

Masih menurut Yayuk, bahwa Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dapat memberhentikan pegawai honorer daerah Pemkot jika tidak ada pendanaan. Karena, Pemkot hanya akan membiayai gaji pegawai honorer daerah hingga akhir 2008. Ulfie Fachrurrazy

11 Agustus 2008

SANG NASIONALIS SEJATI

Siapa yang tak kenal Maspion, sebuah produk rumah tangga yang akrab di kalangan ibu rumah tangga, di pelosok negeri, sampai luar negeri. Maspion, Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional.

Nama Maspion terus berkibar, tak peduli dengan gempuran produk impor, ia tetap berjaya menjadi produk rumah tangga nomor wahid. Di tengah kesuksesannya, hanya sedikit orang yang tahu, bahwa Maspion adalah produk yang berawal dari industri rumah tangga lampu teplok sederhana. Sesedikit itu pula yang mengetahui bahwa sebelum Alim Markus, Presiden Direktur Grup Maspion, adalah ayahnya sendiri Alim Husin yang memulai usaha lampu teplok dengan berbahan baku aluminium dan logam di Jawa Timur.
Kini, pengakuan pasar terhadap nama Maspion pembuktiannya bukan cuma sebatas produk-produknya digunakan secara luas di Indonesia dan mancanegara. Melainkan, Maspion telah dipercaya berbagai prinsipal asing untuk mendirikan usaha patungan secara equal. Seperti dengan Grup Samsung dari Korea, Grup Marubeni dari Jepang, maupun dengan Dupont dan Ishizuka dari Jepang. Grup Maspion biasanya mengambil porsi kepemilikan saham hingga 50 persen di semua anak perusahaannya.

Sejarah
Diceritakan, Alim Husin, pendiri awal Maspion, memulai produksi lampu teplok tahun 1961, UD Logam Jawa. Dibantu oleh istrinya Angkasa Rachmawati dan delapan orang karyawan, Alim Husin ketika itu sanggup memproduksi 300 lusin lampu teplok perhari. Di sini, walau masih kecil Alim Markus kelahiran Surabaya 24 September 1951 sudah mulai aktif melibatkan diri membantu ayahnya. Dan ketika duduk di bangku SMP di tahun 1966 dia memilih berhenti sekolah untuk terjun langsung memproduksi lampu teplok.
Sukses dengan lampu teplok, usaha kemudian dikembangkan memproduksi lampu badai untuk para nelayan. Di kemudian hari dimulai pula produksi perabot rumah tangga lain dengan bahan plastik seperti ember, baskom, loyang, dan sebagainya. Pada tahun 1972 usaha keluarga Alim Husin semakin maju dan berkembang sehingga dirancanglah nama dan logo baru, ketemu Maspion yang menurut Alim Markus merupakan singkatan dari Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional.

Nama dan logo baru ditetapkan pula sebagai nama badan usaha baru yang dibentuk, PT Maspion. Dan sebagai putra tertua adalah Alim Markus muda yang ditunjuk langsung sebagai presiden direktur, sedangkan Alim Husin sebagai Chairman. Saudara kandung lainnya Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa masing-masing didudukan sebagai direktur pengelola. Dalam perjalanan selanjutnya, pada diri Alim Markus terbukti pengalaman saat muda, sebagai pekerja keras yang mendapat perintah langsung dari ayah, semisal membersihkan lantai, staf administrasi, staf keuangan, bahkan penjualan dan lain-lain. Semua itu menjadi sangat berguna ketika harus melakukan pengambilan keputusan sebagai pemimpin tertinggi perusahaan. Lantaran kerja kerasnya itu, kini Maspion telah memiliki beberapa anak cabang perusahaan, semisal PT Samsung Maspion Indonesia, PT Altap Prima Industrial Estate, PT Alumindo Industrial Estate, PT Trisula Pack Indah, PT Indofibre Mattress, PT TFC Maspion Indonesia, dan PT Alaska Maspion Indonesia. Maspion kini bukan lagi jago kandang dari desa Gubeng, Surabaya, Jawa Timur melainkan sudah mulai diperhitungkan sebagai pemain bisnis tingkat global yang menghidupi 30.000 lebih karyawan.

Bidang Bisnis
Alim Markus yang menikahi Sriyanti dan kini dikaruniai tujuh orang anak dua laki-laki dan lima perempuan menyebutkan, ada lima bidang bisnis yang kini aktif digeluti Maspion. Pertama produk konsumen yang sangat akrab dengan ibu rumahtangga, antara lain memproduksi panci teflon, termos plastik, kulkas, kompor gas, pompa air, kipas angin, dan lain-lain. Badan usaha yang terlibat di sini PT Maspion, PT Trisula Pack Indah, PT Royal Chemical, PT Maspion Flatware, dan PT Indofibre Mattres Indonesia. Kedua konstruksi material dan industri yang melibatkan tujuh anak perusahaan, PT Maspion, PT Maspion Kencana, PT Indal Steel Pipe, PT Alumindo Light Metal Industry, PT Aneka Kabel Cipta Guna, PT Indal Aluminium Industry, dan PT Indalex.

Sukses di bisnis produk rumah tangga, Alim Markus mulai melirik bisnis aset properti. Maspion Mall, Wisma Maspion, Wisma Moneter, Pondok Maspion, CIMAC, PT Bintang Osowilangun, PT Maspion Industrial Estate, PT Alumindo Industrial Estate, dan PT Altap Prima Industrial Estate. Satu aset tersebut yang kini sangat dibanggakan Alim Markus adalah Kawasan Industri Maspion seluas 300 hektar, 100 hektar diantaranya untuk digunakan sendiri oleh Grup Maspion. Letaknya hanya 10 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Puas dalam mendirikan beberapa properti di Surabaya, Alim Markus pun merambah pasar Jakarta, ia merasa pasar Jakarta sangat potensial dalam pengembangan bisnis. Lalu didirikannya gedung perkantoran dan bisnis Plaza Maspion setinggi 18 lantai di Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Tak puas dengan itu, Alim Markus pun melebarkan sayap dalam bisnis jasa keuangan dengan bendera usaha Bank Maspion, Maspion Securities, dan Maspion Money Changer.

Kendati telah menjadi pebisnis sukses di nusantara, Alim Markus tetap seorang sosok luar biasa, yang sangat mencintai produk lokal. Ia tetap konsisten di dalam bisnisnya kendati badai krisis sempat menerjang. Bahkan sanggup menggodanya untuk mengalihkan usaha ke tempat lain, semisal RRC.

Cinta Indonesia

Sebagai perusahaan yang telah berhasil mengakumulasi kemampuan modal, manajemen, sumberdaya manusia, dan jaringan pemasaran adalah tidak sulit bagi Alim Markus mengimpor produk-produk luar lalu melabelinya dengan nama Maspion. Tapi, menurut Alim Markus yang pernah diajak Megawati dalam rombongan kunjungan bisnis kepresidenan ke RRC, hal itu tidak akan memberi nilai tambah dan tidak ada rasa bangga di situ. “Saya harus menekan gaya hidup yang import minded, kita harus bangga dengan produk kita sendiri.”

Dengan arif ia mencoba membandingkan peta bisnis di RRC dan Indonesia yang membuatnya prihatin. Disebutkannya, misalnya, dari segi material cost, component cost, dan labour cost Indonesia kalah dengan RRC sehingga membuatnya tergoda untuk mengalihkan industrinya ke RRC. Namun, Alim Markus tetaplah sang nasionalis sejati, ia tetap mengutamakan kepentingan nasional dan kecintaannya pada produk lokal daripada perhitungan cost yang lebih murah. “Saya tetap concern dengan karyawan. Kalau pemerintah RRC meminta saya menanamkan investasi 10 juta dolar AS di sana, saya pun mengusulkan agar pengusaha mereka menanam juga 10 juta dolar AS di sini,” tegas Alim Markus.

Tips Sukses
Kebesaran Maspion harus dipertahankan. Caranya adalah memelihara etos kerja di lingkungan perusahaan. Alim Markus menyebutkan ada lima hal yang menjadi etika kerja dan selalu dijunjung tinggi seluruh karyawan Maspion. Pertama, kerja keras dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan yang ditunjang dengan kemampuan sehingga bisa menghasilkan banyak hal yang positif bagi perusahaan. Kedua, memimpin pasar dengan memberikan keuntungan yang kompetitif kepada semua konsumen, sesuatu yang memang sangat dibutuhkan oleh konsumen. Ketiga, kesatuan dan rasa kebersamaan agar perusahaan semakin kuat dan kokoh. Keempat, pertumbuhan yang berkesinambungan, serta kelima memperhatikan kepuasan konsumen. (Naskah ini dimuat dalam tabloid Kerja ed 009 15 agustus 2008)

07 Agustus 2008

Memulai bisnis bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah. Hal yang klasik, banyak pertimbangan di sana sini sehingga tak jarang membuat orang urung memulai bisnis. Semestinya memulai bisnis tidak menjadi salah satu sumber ketakutan bagi setiap orang. Untuk menghilangkan ketakutan dalam memulai bisnis, seseorang bisa membuat persiapan bisnis yang matang sehingga dapat menjalaninya dengan optimistis.

Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai usaha.

1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik

Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah pemahaman kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita perlu memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek mulai daripada lingkungan yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar. Dalam topik ini dibahas secara menyeluruh aspek-aspek yang penting dalam melakukan analisa atas kelayakan dan prospek produk termasuk produk-produk yang sama sekali baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya.

2. Membuat visi dan misi bisnis

Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi yang akan menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan organisasi yang awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada tahap berikutnya mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak memfokuskan diri kepada peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak mencoba mengembangkan bidang usaha lain yang baru. Dalam topik ini setiap orang akan belajar bagaimana membuat visi dan misi dalam kaitannya dengan latar belakang pribadi dan pengetahuan usaha yang akan anda rintis.

3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses


Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain daripada pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu yang harus dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena dibutuhkan waktu, sikap tidak menyerah, proses belajar secara kesinambunga, dan melihat permasalahan secara positif yang tidak membuat anda menjadi patah semangat namun melihat setiap peluang dan belajar atas setiap kegagalan.Anda akan belajar untuk mengembangkan sikap-sikap diatas untuk menjadi “bisnis entrepreneur” yang sukses.

4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan.

Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang anda buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar atau praktek yang ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat secara tepat sehingga membantu setiap calon pengusaha untuk menghitung secara akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori, distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen dan keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat menghindari setiap resiko tersebut.

5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen.

Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih banyak lagi permasalahan organisasi. Dalam topik ini kami akan memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari resiko manajemen yang dapat menyebabkan kegagalan usaha.

6. Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil.

Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses. Topik ini akan membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan sesuai dengan kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim penilaian kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum maupun dengan sistim insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai.

7. Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting?

Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti “thinking outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari alternatif solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan sangat membantu anda untuk menyesuaikan produk-produk anda agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda. Kepemimpinan sangat penting dalamkrisis untuk membuat setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha anda percaya bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last resort solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan. Proses Pembuatan Keputusan akan membantu anda dalam mencari alternatif solusi dan memilih yang terbaik untuk usaha dan organisasi anda. Dalam topik ini anda akan mendapatkan cara-cara mengembangkan kreativitas usaha anda, ciri-ciri kepemimpinan yang cocok dengan latar belakang pribadi anda dan bagaimana proses yang benar dalam membuat keputusan dalam setiap permasalahan.

8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan


Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya. Dalamtopik ini akan dibahas pengetahuan dasar atas cash flow atau arus kas yang seperti darah dalam tubuh manusia, biaya pendanaan, pembiayaan modal kerja dan investasi, struktur modal, aset perusahaan, penyertaan modal dan lainnya.

9. Pemasaran, pelayanan dan product brand

Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Di lain pihak tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru. Dalam topik ini akan dibahas secera menyeluruh semua aspek penting dalam membuat strategi pemasaran, identifikasi pelayanan yang dibutuhkan pelanggan dan bagaimana menciptakan product brand dan efeknya kepada keberhasilan usaha.

sumber : wirausaha.com

01 Agustus 2008

Xanthorrhoea (Black Boy)













ABout Xanthorrhoea
Xanthorrhoea is an Australian native plant genus. Commonly called grass trees, Xanthorrhoea plants are also known as balga grass to the Australian aborigines, which is their word for black boy. The Aborigines probably called these plants balga because after a wild fire, the bottom leaves burn away revealing a singed black trunk with long green reed like leaves extending from the top of the trunk giving the appearance of child like black figures. The Xanthorrhoea australis in the photo to the right is from the Arsia web site and shows trunks.

Xanthorrhoea Quadrangulata The photo on the left is a Xanthorrhoea Quadrangulata from desert-tropicals.com that is probably about 8 - 10 years old. It can take many years to expose the trunk, and that happens on larger plants by manually cutting away the bottom leaves that have turned brown, as the result of a wildfire burning them away, or by the plant growing large enough to expose the trunk beneath the leaves.

All species of Xanthorrhoea are very slow growing, but they are also very long lived -- up to 600 years! Long straight spears of white blossoms extend from the top of the tree especially in the year following wild fires. A photo of a blooming spear of Xanthorrhoea Preisii from the Missouri Botanicals web site appears below to the right.

There are many Xanthorrhoea species and subspecies from all over Australia and Tasmania as listed and described below. Generally frost tolerant, all Xanthorrhoea require well-drained soil and a sunny location because they are prone to root rot. They can be grown very successfully in pots.

Australian Aborigines
Australian Aborigines collected the resin flakes from around the base of the stalk, heated them, and rolled the resulting substance into balls. The resin would later be reheated and used to glue stone flakes to wooden spear shafts or woomeras, and to join and repair various broken implements.

Aborigines lit fires by rubbing two pieces of the dry flower stalk together, soaked the flower spikes in water to make a sweet fresh or slightly fermented drink, and used the tough seed pods as knives to cut meat or harvest insect larvae from inside the old flower stalks and the dead bases.

European Settlers

European settlers harvested the resinous gum to make varnishes and lacquers. During World War II many cans of tinned food sent to the Australian troops in the Pacific had a protective coat of grass tree varnish to keep the containers from rusting.
Native Wildlife

The spikes are packed with strongly scented flowers and attract a wide variety of insect, bird, and mammal pollinators.

Sprouting & Growing


Xanthorrhoea australis sprout Xanthorrhoea take about seven years to mature. After maturation, the plant can bloom anytime, but seems to do so more prolifically after being singed in a grass fire or exposed to smoke. The seeds are contained in a capsule which splits to scatter the seeds and germinate readily when water is applied.

A botanist from The Arboretum of Los Angeles County explains how to gather the seeds, as follows: As soon as the birds show an interest in the stalks, gather them gently, cut them into lengths and put them into paper supermarket bags. Do not put them in plastic bags, they will mildew. Let them dry, and then beat on the bag with a broom stick. Take out the stocks and the seeds will be in the bottom of the bag.

If you want to leave the stalks on the plant - because they look really cool - just wait until the pods open on the stalk and the small black seed looks like it's getting ready to fall out. Use a small tweezers or your fingers to gently remove the seed (be careful not to damage it!). If you let the stock and open pods dry out over a few weeks, you can remove the pod with your fingers and then remove the seed from the pod. You can also shake the stalk and the seeds will tumble out. Have something below to catch the seeds. I found that cobwebs work really well for catching the seeds that fall.

Xanthorrhoea australis will sprout in regular potting soil. I use an organic one that comes from my local nursery. Place the seed about 1/8 to 1/4 inch below the surface and cover with a thin layer of sand (about 1/8 inch). The sand forms a permeable layer through which to water without disrupting the seed below. I've found that without the sand, it can be too easy for the seed to float to the top of the soil when I water, and then it does not sprout. Although, if you do it without sand, you can just push the seed deeper into the soil - up to an inch - and they still sprout.

It can take 6-7 weeks to see the first sprout, although I've seen some sprout in 2-1/2 weeks. The photo on the right is a brand new sprout. It is not unusual for the black seed to stay on the tip for a few days or weeks. It eventually drops off.

Xanthorrhoea australis sprout Growers from the Windmill Outback Nursery use 50% sand with 50% perlite and place the seed about 1/4 inch below the surface. With this method, once the seed sprouts it should be moved to potting soil with perlite (about 50% each) because it will need nutrition from the soil to grow. The photo on the right shows a sprout that has started to divide.

Another method I'm trying that I learned from the Australian Native Plants nursery is three parts Perlite to one part peat with a light covering of washed sand twice the thickness of the seed. Drench the seed with a fungicide after sowing to prevent "damping off."

Unsprouted seeds should be kept moist but not wet. Once they sprout, keep them moist but be careful not to over water. They grow very, very slowly and do well in containers. Once established, they can live 600 years.

To learn more, read these interesting and detailed notes from John Summerfield in Western Australia.

Species List

The Xanthorrhoea genus is part of the Xanthorrhoeaceae family, which is made up of small trees or perennials with woody stems. The leaves are tough and linear, and the flowers are radially symmetrical, bisexual, and look like spikes. The seeds are individually contained within capsules. The following is a list of known Xanthorrhoea species and subspecies with a brief description of some.

sumber : Monica site.com

26 Juli 2008






As much as 10 pots of nepenthes ampullaria and 20 pots of N. gracilis belonging my uncle collection at him backyard looks barren. The pitchers, leaves, and stem of pitcher plant dried up, whereas, the plant was put at a shaddy place. After being investigated, it happened to be that the medium was the cause. The medium used was too dry so that the plant was in a scarcity of water condition for its growth. That is the reason why the plant dried up and died.

The plant medium is often treated like a stepchild. Ornamental plants hobbyists often utilize various supplements and fertilizers so that the appearance of the plant is prime. Whereas, all of those used will not work best if the medium is not appropriate.

The case is that the medium becomes a 'reservoir house' for the nutrient elements before it is sucked by the root, and distributed to the stem, leaves, and flowers. If the medium is perfect, the plant growth will be optimum. All kinds of medium can be used for nepenthes, as long as the formula is exact. It could be either a sole medium such as sphagnum moss or the mixture of several medium, fern as the medium.

Fern is able to save ample water, but its drainage and aeration are very exellent. It has a great number of air cavities that enable the root to grow freely. A cut of fern is able to produces 40% pores or holes. Periuk monyet can grow well albeit using a sole medium.

According my Uncle, sphagnum moss is the most secure to be used as a medium because of its good nature. It can hold water as much as 8 times the volume of its own weight because it has a lot of air cavities. The other advantage is because of its exellent drainage.
Mixture

Other hobbyists and gardeners prefer an inexpensive combination of mediums. Imagine to use sphagnum moss solely, the cost must be high. It costs Rp35.000 per kilo of sphagnum moss. While it only costs Rp12.500/kg for other mediums such as burnt paddy husk. In addition, the ease in obtaining the medium also becomes a consideration. Burnt paddy husk, fern, or coconut fiber dust is easier to be obtained than sphagnum moss. Sphagnum moss is only available at large agricultural shops.

Ideally, kantong semar-other term for nepenthes in Indonesia-requires porous and damp medium. Porous medium can be identified: crumbs and there is no stagnant water when watering. Stagnant water is a paradise for mold. Eventually the plant will die. The indication of a damp condition is that the medium is always damp but not muddy. Periuk monyet grows well at pH 6-7.

There is no exact standard medium for the Nepenthaceae family member but there is a basic principle which is always employed, i. e., the growing place consideration. The height of place and humidity influence the composition of the medium used. On the mountain range or where rainfall is high, a very porous medium is chosen so as to make the water easily drains out of the pot. On the contrary on a sunny place, it is better to choose any medium which can hold water longer so that the medium will not dry easily.
Based on variety

Many hobbyist utilizes three parts of andam-fern humus-and one part of burnt paddy husk. A mixture of those medium is used for kantong semar which has roots. On the other hand, for nepenthes which has no roots yet, such as cuttings, a sole medium will be enough, for example is burnt paddy husk. 'It is just that the placement must be under a sheltered place. Otherwise, the leaves will dry,' he said. Cuttings requires 80-90% shading, while rooted kantong semar only requires 60-70% shading net.

After wrestling with nepenthes for a year, My Uncle finally found the perfect medium for kantong semar. At the plantation located on the elevation of 900 m above sea level, he utilized a different formulation for each variety of kendi kera. For the epifit species, burnt paddy husk medium and fern is chosen with the comparison 1:1. While for nepenthes terrestrial, for example N. gracilis, soil and fern medium is used. The composition is 1:1.

Various alternative of growing medium can be used for nepenthes. Nevertheles there is one thing should be kept in mind that before the medium is put into the pot, make sure that at the bottom of the pot has been given articles with cavity. Some brick fragments or styrofoam which has been cut can be an option. Styrofoam is required to prevent water from stagnating inside the pot.

Now it is time for you to decide the perfect growing medium for your favorite nepenthes. Make sure that the medium stays porous and moist. Your selected medium will be ready to be the witness of periuk monyet life.

About Enchepalartos

Hi Guys, Do you know about Enchephalartos? Enchephalartos is the flower is kind of Genus. The Genus Enchephalartos is possibly and a number of others yet to be named. It is restricted to African continent with more than half the species occuring in South Africa. A significant number of species occur in the tropical regions of Central africa and East Africa and these have been the subject of much recent study, with new species still being discovered in remote areas. while some spesies of Encephalartos have a fairly wide distribution, others are remarkably localised and few are known to be restricted to a single river system or even a solitary hill.


The Genus Encephalartos was described by The Jerman botanist Johann Georg Christian Lehmann in 1834. The generic name, composed from the Greek words en, 'in', cephale, 'a head, and artos, 'bread, refers to the farinaceous, starchy material in the trunks of some species which is usedfor food by local native tribes.
Species of encephalartos can be recognised by their non articulate leaflets which are often spiny. other useful features include :

1. the suckering and clumping habitat
2. unarmed petionels and rhachises
3. chataphylls with deccurent bases pressent on the cone peduncles
4. seeds attached directly to the sphorophylls
5. the sphoronphylls of both sexes lack any homs or projections.





Habitat from Genus Enchepalartos are frequently found growing among rocks in mountainous regions but are also known from the lowlands, including coastal and near coastal scrubs. many species grow in open situations among grass but some favour the shelter of forests which may be sparse to dense. heavy frosts and snow, common occurres in the mountabious districts where the soulthem species grow, are unknown in the tropical and subtropical regions further north where the summers are hot and humid and the winters mild. A general rule ,most species of Enchephalartos adapt very well to cultivation. The majority of species prefer to grow in conditions of bright light or full sun but there are a few which require shade.

The majority of species of enchepalartos are primarily propagated from seed which should be sown soon after maturity. These take about twelve to eighteen months to germinate. Most species produce basal suckers and these can be transplanted readily if due care is given to carefull removal from the parent plant. A few species produce offsets from the trunk and these can also be used successfully for propagation. Although they lack roots these portions can be induced to grow if handled carefully.




Have you ever heard a sunflower speak? A carnation chatter? A tulip talk?

There may not be such a thing as a talking flower, but they communicate all the same. In fact, they've been used for centuries by lovers who wished to send messages to their sweethearts.

In the Victorian era, lovers exchanged flowers to express risqué or raw feelings that were not considered proper to talk about in social settings.

Flowers really are the language of the love. Their sweet aromas, delicate petals and vibrant colors make them an easy way to express love and adoration.

While many flowers carry a traditional message, such as red roses conveying the message of "I love you," you don't have to follow standard customs when you present a bouquet to your beloved. Next time you're giving flowers, consider what they're saying, or be spontaneous and make up your own meaning by attaching a card or poem.

Roses
What the flowers say: Red – I love you. White – I'm worthy, eternal love. Yellow – Friendship
What we say: You really can't go wrong by giving roses. They're popular on Valentine's Day, but any woman or guy will enjoy them any day of the year. A mix of white and red roses means unity, and the classic single-stem rose without thorns signifies love at first sight.

Daisies

What the flowers say: Innocent love, loyal love
What we say: These are bright all-purpose flowers. They're always in season, inexpensive and smell great. You'll reap the benefits of presenting a surprise handful for many days.

Tulips

What the flowers say: Declaration of love, perfect lover
What we say: Coming in a variety of colors – red, yellow, orange, and everything in-between – tulips ignite feelings of intense love and passion.

Orchids
What the flowers say: Love, beautiful lady, you are beautiful
What we say: With more than 25,000 varieties and a spectrum of colors, these exotic flowers express a universal message of love, wisdom and thoughtfulness. The paphiopedilum orchid was named after Phaphos, a temple on Cyprus where legend says that Aphrodite, the goddess of love, was worshipped.

Carnations
What the flowers say: Pink – I'll never forget you. Red – My heart aches for you, admiration
What we say: This is the flower for bouquets. Second to the rose as the lover's flower, a handful of these, with a mix of colors, will surely win her heart. Some historians believe these were the flowers used as Greek ceremonial crowns.


Flowers never lose their appeal because of their infinite diversity and color arrangements. And just as the type of flowers have certain meaning, the color of the buds and petals have their own language as well.

* Reds usually convey love, passion and courage.
* Pinks are more graceful and gentle. They denote inner confidence or thankfulness.
* Yellows inspire happiness, joy and friendship.
* Whites tend to signify spiritual love and purity. They also carry a heavenly silence with them.
* Peach/oranges ignite desire, enthusiasm and fascination.
* Purples show faithfulness or hope. They also can be a sign of enchantment and love at first sight.

In a recent national survey, the Society of American Florists, found that more than one-third of people said they would enjoy getting flowers for "no special occasion" and use flowers to express everyday love for their partners.

So whether you're showing how much you care – or if you're trying to make up for being late – don't wait for a special occasion. The simple act of giving flowers says "I'm thinking of you."

25 Juli 2008



As with people of all nationalities, many Indonesians spend their whole lives in their provinces, never traveling far from home.

About 13 percent of the population travel beyond what is required by their daily routines. That figure typically drops by 2 or 3 percent when you eliminate those who travel unexpectantly owing to unforeseen business or family matters.
In a year, only 3 percent of Indonesians travel by plane, the same 3 percent who live the so-called "good life" -- that of plastic cards, new cars and luxury holidays -- while just over 1 percent of all Indonesians have traveled overseas in the last 12 months, either for business or pleasure.

The Javanese, residents of the world's most densely populated island, stay within the confines of Indonesia more than any other islander across the archipelago.
That's understandable, considering distances, availability and cost of convenient transportation and the reality that most people do not have friends or relatives outside of their immediate area.

Sixty-five percent of travelers use buses, making it the most popular form of transportation, even during holdidays. A further 20 percent hop on their family motorbike for vacation.

Another 7 percent travel during holidays by cars owned within the family or by friends, while a mere 2 percent take the boat or ferry.
These statistics are compiled by the country's largest syndicated survey operator, Roy Morgan Single Source, which surveys more than 27,000 Indonesian respondents annually.

The numbers, updated every 90 days, are estimated to reflect almost 90 percent of the population over the age of 14, representing a total of 140 million people.
All holiday-makers, regardless of the distances they travel, make a contribution to the local economy. Not many industries can claim to receive contributions from such a diverse range of customers.

Even before a traveler steps onto a bus or plane, a ticket has already been sold, a room has been booked. Taxi drivers, porters, doormen, chefs, waitresses and housekeeping staff all have jobs to do to support this one traveler.
As does the craftsman, the shopkeeper, the boatman, the barmaid -- the list goes on. If you trace the number of employees called into action by a single tourist couple, the number could well run into the hundreds.
Tourism is good for employment, but it is also good in so many other incalculable ways. The exchange of views, the mingling, the sharing of culture, the goodness that natural beauty can bring, the development of communal pride and purpose. No industry promotes human values, the philosophy to live and let live and the celebration of life more than tourism.

With tourism growing rapidly in Asia, Indonesia is lagging way behind its neighbors. While Vietnam receives more and more tourists every year, Indonesia, hampered by its Bali-centric philosophy, languishes.

The world knows little about Indonesia beyond Bali, and those visiting Bali fail to make a connection to the rest of Indonesia.
It could be argued that the number of underachieving locales in Indonesia rivals the combined total of all other ASEAN countries.

By their own initiative, regional and local budget airlines appear to be doing more to develop travel and tourism than any other business or organization, including the cash-strapped ministry of tourism.
However, airline passengers who aren't visiting friends and relatives need hotels, food, attractions, activities, shopping and night-life. The infrastructure is lacking. Equally important is the need for a tourist-friendly local government that has its citizens' welfare at the top of its agenda.

Here is an open invitation to form a coalition of the willing and to do some good and make some money: would an official from the ministry, a provincial government, a bank or the Investment Coordinating Board please stand up?
An e-mail to this writer from any of the above would result in an enthusiastic response by a group of capable, experienced investors who wish to execute a textbook construction of a new resort that would make proud all concerned.
If challenged to put my energy where my mouth is by readers of this column, I would join this coalition and dedicate as much time as I could to bring an eco-friendly, socially responsible resort to fruition in Indonesia.

Anthurium, Plant of Love

Anthurium is a large genus of about 600- 800 (possibly 1,000) species, belonging to the arum family Araceae. It is the largest and probably the most complex genus of this family. Many species are undoubtedly not described yet and new ones are being found every year.
Anthurium plants also love shade and mostly grow in shaded areas. They are usually grown in shade houses while some growers have a fern tree forest and plant the anthuriums underneath the trees. Anthuriums grow equally well in pots as well as in the ground. For every leaf that an anthurium plant puts out, there is a flower to follow it. Some anthuriums can get rather large. The obake, pronounced oh-ba-ke, anthurium is a hybrid created in Hawaii. It's flowers grow up to 11 inches wide and 9 inches long. Anthurium comes from the words anthos oura. Anthos means flower and oura means tail, named this since the spadix looks like a tail.

Anthurium grows in many forms, mostly evergreen, bushy or climbing epiphytes with roots that often hang from the canopy all the way to the floor of the rain forest. There are also many terrestrial forms as well as hemiepiphytic forms. A hemiepiphyte is a plant capable of beginning life as a seed and sending roots to the soil, or beginning as a terrestrial plant that climbs a tree and then sends roots back to the soil. They occur also as lithophytes.

The stems are short to elongate with a length between 15 and 30 cm. The simple leaves come in many shapes. Most leaves are to be found at the end of the stem. They can be spatulate, rounded, or obtuse at the apex. They may be erect or spreading in a rosette, with a length up to 40 cm. The upper surface is matted or semiglossy. The leaves are petiolate. In drier environments, the leaves can take a bird's-nest-shape rosette that enables the plant to collect falling debris, thus water and natural fertilizer. Terrestrials or epiphytes often have cordate leaves. Some grow as vines with rosettes of lanceolate leaves. Some species have many-lobed leaves.
Anthuriums come in many colors: red, orange, purple, white, green, pink, peach. Some varieties have more than one color on the flower, whether the colors be blended together or speckled as if somebody threw paint at them. Some flowers are cupped, some are flat, others stand upright, some are heart shaped and others in almost a tear drop shape. Anthurium flowers are long lasting, having a vase life up to 2 months. Anthuriums thrive in well draining soils. The soil is usually made up of a combination of cinder, coconut husks, tree fern fiber, bark, saw dust, charcoal, rocks, dirt and macadamia nut shells. The anthurium grower mixes and matches the above for their own liking.

THE LEGEND OF AGLAONEMA

Seperempat abad. Masa 25 tahun itu menjadi saksi babak baru aglaonema hibrida. Pada 1983 lahir pride of sumatera, hibrida merah pertama, dari tangan dingin Gregori Garnadi Hambali. Ia mengentak dunia tanaman hias karena selama ini sri rejeki berwarna hijau. Warna merah diturunkan dari Aglaonema rotundum, spesies asal Sumatera yang memiliki warna merah. Kehadiran hibrida merah itu membuat iri penyilang Thailand.

Pada 1985 ia dirilis. Tiga tahun berselang PT Fitotek Unggul membeli dengan harga Rp3-juta per pot. Dari sanalah pride of sumatera menyebar ke seluruh pelosok negeri. Hingga saat ini permintaan pasar tetap tinggi. Tetuanya, A. rotundum pun melegenda karena satu-satunya spesies yang menjadi pewaris warna merah.

Pada 2006, harlequin aglaonema berwarna merah muda dengan kombinasi metalik, dirilis. Ketika itu ia menjadi tanaman termahal di dunia. Sepot harlequin dibeli kolektor seharga Rp660-juta melalui sebuah lelang. Hingga kini harlequin menjadi sri rejeki termahal, Rp10-juta per daun. Maklum, jumlahnya masih terbatas. Sejak dilepas 2 tahun silam, jumlah di tangan kolektor hanya 20 tanaman.
Legenda lain tiara dan widuri. Keduanya akrab di telinga hobiis karena kerap memenangkan kontes. Sejak 4 tahun belakangan tiara dan widuri selalu berada di 3 besar adu kecantikan. Dimulai pada 2004, keduanya menjadi pemenang pertama dan kedua kontes sri rejeki di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Sejak itu mereka kerap bergantian di posisi terhormat. Widuri bahkan pernah memenangkan kontes serupa di Thailand. Maka, pride of sumatera, harlequin, tiara, widuri, dan rotundum bagaikan 5 ratu yang paling bersinar


Purba, langka, dan eksotis. Tiga kelebihan inilah yang membuat Black Boy di buru oleh para hobiis dan kolektor tanaman hias. Katagori tanaman langka, tentu saja membuat harga Black Boy menembus angka puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Sayangnya, pertumbuhannya sangat lambat, butuh kesabaran sampai tahunan baru bisa menikmati eksotisnya.

Black Boy (Xanthorrhoeaceae) adalah tumbuhan keluarga dari Xanthorrhoea. Tumbuhan ini masuk dalam katagori tanaman purba, dan hanya bisa di jumpai di dataran Australia. Jenis Xanthorrhoea biasanya sering di sebut dengan pohon rumput (gress tree). Oleh para penghuni Australia pedalaman (Aborigin) dinamakan rumput Balga, dimana kata ini biasanya digunakan untuk memberi julukan pada anak berkulit hitam. Suku Aborigin memberi nama tumbuhan tersebut dengan Balga karena ketika dibakar, rumput tersebut kelihatan seperti belalai berwarna hitam dengan bulu berwarna coklat kemerahan, mirip rambut yang mekar diatas belalai. Terang saja, gambaran tersebut mirip dengan anak kecil yang berkulit hitam. Kemudian, penduduk Australia menyebut tanaman langka ini dengan nama Black Boy alias si anak hitam.
Di Indonesia, Xanthorrhoea juga beken dengan nama Black Boy. Pasalnya, tumbuhan ini jika disentuh, batangnya yang kehitaman seperti habis terbakar itu akan menyisakan kotoran hitam seperti menyentuh arang. “Itu adalah salah satu ciri khasnya, arang itu tidak akan bisa hilang atau dibersihkan,” terang Heri Gembong yang sore itu sedang bersantai bersama sang istri di kedaiamannya.

Spesies Black Boy
Setahun yang lalu, Black Boy miliknya didatangkan dari Australia. Ia termasuk hobiis yang beruntung mengoleksi tanaman langka ini. “Awalnya dulu masyarakat banyak yang nggak mau nanam Black Boy, alasannya karena takut mati, namun setelah Black Boy saya bisa bertahan sampai satu tahun, banyak yang ingin memilikinya,” imbuh bapak satu putra ini.
Tidak semua hobiis atau kolektor memiliki Black Boy, pasalnya tumbuhan ini termasuk tanaman jenis langka. Kelangkaannya membuat ia masuk dalam daftar IUCN (International Union for the Conservation of Nature) Red List of Threatened Plant atau “daftar merah” tanaman yang terancam punah. Itu berarti harus ada ijin International jika keluar dari negara asal. Tidak itu saja, menurut Heri, tidak semua Nursery memiliki Black Boy, pasalnya harus ada pemetaan wilayah dan kelayakan PH untuk tanaman, tak ayal, pemilik Black Boy di Indonesia hanya bisa dihitung dengan jari. Asal tahu saja, Xanthorrhoea memiliki sekitar 28 spesies. Namun karena hampir setiap tahun terjadi kebakaran hutan, tinggal 12 jenis saja yang masih bisa bertahan hidup. Dari 12 spesies itu, yang menjadi favorit negara kangguru Austalia adalah jenis Australis dan Quadrangulata yang bentuknya seperti pohon, sementara spesies lainnya dianggap seperti semak belukar.
Di Indonesia sendiri, hanya ada sekitar 2 spesies yang bisa hidup, seperti Black Boy Glauca dan Black Boy Preisii. Jadi tidak bisa sembarang spesies bisa di datangkan ke Indonesia untuk di tanam, karena resikonya akan mati.


Tanaman Purba
Tumbuhan ini lebih suka hidup di dataran kering, butuh banyak sinar matahari, dan tidak suka air. Kendati demikian, Black Boy juga bisa bertahan hidup pada saat musim dingin atau salju. Menariknya, tumbuhan ini juga bisa bertahan lama jika ditaruh dalam pot. Seperti halnya Black Boy Glauca milik Heri, koleksi miliknya sudah hampir setahun lebih hidup didalam pot, padahal panjang ukurannya sudah mencapai 1, 2 M dengan diameter batang sekitar 25 cm. Untuk tumbuhan lain mungkin tidak akan bisa bertahan lama dengan pot yang jauh lebih kecil dibanding batang tubuhnya. Namun jika menelisik kembali sejarah Black Boy, tumbuhan ini bisa bertahan hidup sampai 600 tahun lamanya. Pertumbuhannya sangat lambat, 1 cm pertahun ia baru bisa tumbuh, ilustrasinya berarti 100 tahun hanya memiliki panjang 1 meter. Jika bisa hidup sampai 600 tahun, maka ia akan memiliki panjang sekitar 6 meter. Menurut situs desert-tropical.com, jika ingin memperbesar batangnya, biasanya bagian bawah daun yang berwarna cokelat kemerahan karena sinar matahari, itu harus dipotong. Namun langkah itu bisa dilakukan jika Black Boy sudah agak besar dan bentuk batangnya sudah kelihatan atau yang sering disebut dengan belalai.

Perkembangbiakan
Butuh waktu tujuh tahun agar Black Boy tumbuh menjadi dewasa. Setelah dewasa, Black Boy bisa berbunga dan berkembang biak setiap saat. Yang unik, tumbuhan ini akan kelihatan lebih subur setelah mengalami proses dibakar atau diasapi. Benih-benih Black Boy terdapat dalam sebuah tempat mirip kapsul yang otomatis terbelah untuk menyebarkan benih. Benih tersebut akan menjadi seperti kecambah ketika terkena air.
Menurut Heri, perkembangbiakan Black Boy hampir sama dengan tumbuhan kebanyakan yaitu dengan cara vegetatif maupun generatif. Sementara menuut Para ahli botani Arboretum dari Amerika menjelaskan, tentang cara perkembangbiakan benih Black Boy bisa ditandai ketika burung-burung sudah mulai kelihatan tertarik dengan tangkai Black Boy (ini menandakan bahwa tangkai tersebut sudah berisi benih). Kumpulkan benih tersebut dengan perlahan, potong tangkainya dan kemudian simpanlah dalam tas karton (seperti tas belanja di supermarket). Jangan meletakkan benih dalam tas plastik, karena akan membuatnya berlumut. Biarkan ia mengering, setelah itu pukullah pelan-pelan dengan gagang sapu agar benih-benih tersebut rontok/lepas dari tangkainya. Jika tidak ingin mengambil benih dengan cara dipukul, setelah dipotong dari pohon biarkan tangkai tersebut dalam kondisi kering. Benih-benih tersebut akan rontok dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Setelah proses itu, kemudian letakkan benih tersebut dalam pot yang sudah dilapisi pasir (tidak perlu pupuk khusus) kira-kira 1/8 atau ¼ inchi dari dasar pot kemudian timbun. Lapisan pasir tersebut dapat menyerap air tanpa harus mengganggu benih-benih dibawahnya. Biasanya, benih tersebut akan tumbuh dalam waktu sekitar 6-7 minggu, namun dalam beberapa kasus, benih Black Boy bisa tumbuh dalam kurun waktu 2 – 2 ½ minggu. Begitu benih itu tumbuh, kondisikan tanahnya agar senantiasa lembab, tapi jangan sampai kebanyakan air. Benih tersebut tumbuh dengan sangat, sangat lamban. Begitu sudah tumbuh, mereka bisa hidup lebih dari 600 tahun. (Naskah ini di muat dalam Majalah Greenhobby Surabaya)

JAMOO CAFE RESTAURANT


Minuman Jamu Sebagai Alternatif Dessert
Liputan & foto ulfie

Jamoo, sepintas mendengar namanya mungkin akan terbesit dipikiran bahwa itu adalah minuman kesehatan tradisional khas Indonesia yang pahit nan menyehatkan. Menikmati beragam menu special bintang lima bersama keluarga sembari menyehatkan badan? Kenapa tidak!

Moment itu bisa Anda wujudkan di Jamoo, sebuah cafe & resto yang berada di lantai dasar Shangri-la Hotel. Tepatnya di Jl. Mayjen Sungkono 120 Surabaya. Hanya berselang setahun sejak pertama diluncurkannya, Jamoo telah kesohor dikalangan pecinta kuliner Surabaya dan menempatkan posisinya sebagai salah satu restoran terbaik di Jawa Timur.

Asal mula nama Jamoo sendiri diambil dari kata ‘jamu’ yang berarti minuman tradisional Indonesia, dan dalam konteks kata kerja berati menjamu tamu. Dengan sedikit perubahan kata, Jamoo menyiratkan gabungan dari budaya tradisional Indonesia yang dikemas dalam konteks modern untuk melayani gaya hidup dinamis dan fleksibel bagi warga metropolis Surabaya.


Paduan seni modern kontemporer dan tradisional

Selayaknya sebuah restoran berkelas semacam Jamoo mengupayakan kenyamanan dan keistimewaan untuk menyambut pelanggannya. Dan nuansa berkelas itu langsung terlihat manakala memasuki ruangan Jamoo. Anda akan disuguhkan dengan nuansa resto ekspatriat nan elegan. Counter-counter makanan yang berada ditengah area tampak menawan dengan balutan seni ukir modern berornamen emas, lampu –lampu kristal yang menggantung di seluruh ruangan, full table set disetiap meja dengan dominasi warna coklat dan sentuhan palet warna kuning, serta beberapa warna pastel yang menambah mood makan. Kendati demikian, ruangan berkapasitas 250 orang itu semakin menarik karena di sudut ruangan bisa dijumpai beberapa anyaman dari bambu yang mencitrakan seni tradisional Indonesia. Jamoo sengaja memadukan seni arsitektur modern kontemporer dan tradisional sehingga pelanggan yang datang bisa bersantai dengan nyaman. Apalagi Jamoo juga menyediakan ruangan terrace yang langsung menghadap ke taman dan kolam renang hotel sehingga menambah kesan homy nan cozy.

Live cooking & counter stations

Jamoo cafe restaurant hadir tiga kali dalam sehari, yaitu saat santap pagi, santap siang dan santap malam. Dengan mengusung konsep live cooking and counter stations, restoran ini menjadi berbeda dengan restoran kebanyakan. Pelanggan dapat menyaksikan aksi para chef profesional dalam mengolah berbagai bahan makanan yang diinginkan disetiap stations counter yang dipamerkan. Disinilah para pelanggan bisa berpetualang memilih makanan kegemaran. Setidaknya ada 6 counter makanan yang siap memanjakan lidah, mulai dari counter pasta, counter noodle, counter salad bar, counter hot pot, counter grilled, counter sushi, dan counter dessert. Semua counter menawarkan kenikmatan selera yang berbeda. Seperti halnya di counter dessert, pengunjung bisa melihat langsung aksi chef yang membuat crepes tepanyaki. Sementara di counter salad, disana Anda akan menjumpai aneka salad semacam garden salad, terdiri dari beberapa sayuran segar ditaburi saos mayonise atau thousand ilond.



Yang menarik dari Jamoo, Restoran yang memiliki pelanggan kebanyakan dari kalangan keluarga ini selain menjajakan penganan mayoritas ala western, Jamoo juga menyajikan jajanan tradisional ala Indonesia. Salah satunya adalah minuman yang terkenal akan manfaat kesehatannya yaitu jamu, temulawak, sinom, dan beras kencur. Jamu menjadi minuman yang paling digemari diantara minuman berkelas lainnya oleh setiap pelanggan yang datang. Alhasil, minuman jamu ini layak menjadi dessert pilihan di setiap santap bersama keluarga, selain rasanya nikmat, khasiatnya juga terbukti untuk menyehatkan badan.

Theme of Jamoo
Untuk memanjakan pelanggan, Jamoo juga menyajikan serangkaian program acara makan yang menarik. Setiap hari minggu sampai selasa, pelanggan dapat menikmati aneka hidangan lokal dan internasional seharga 120.000++/orang untuk makan sepuasnya plus free flow jamoo & ice tea. Untuk hari Rabo dan Kamis, ada tema Barbeque Night yang menghadirkan berbagai macam jenis daging segar yang dipanggang di terrace sesuai pilihan seharga 130.000++/ orang dengan free flow beer. Hari Jum’at dan Sabtu ada tema Seafood Night dimana pengunjung bisa memilih aneka jenis ikan laut seperti cumi, kepiting untuk dibakar, semuanya seharga 140.000++/orang. Hari Minggu mulai pukul 11.30 sampai 14.30 ada acara bertemakan Sunday Brunch yang menghadirkan aneka hidangan oriental dan international seharga 125.000++/orang. Tak mau ketinggalan, di setiap hari minggu keempat setiap bulan, Jamoo mengundang anak-anak kecil yang tergabung dalam JJC (Jamoo Junior Club), biasanya acara tersebut dikemas untuk acara-acara ulang tahun atau hari-hari besar semacam paskah atau natal.
Sebagai market leader restoran di Jawa Timur, Jamoo tak segan-segan menghadirkan koki tamu dari berbagai negara setiap dua bulan sekali dalam program Festival Masakan Internasional. Sejauh ini Jamoo telah sukses dengan Thai Food Festival, Savaor Malaysia, Singaporean Food Festival dan Colours of Curry. Koki-koki profesional mancanegara tersebut akan memperlihatkan kemampuannya dalam mengolah makanan sehingga pelanggan senantiasa disuguhi cita rasa baru ketika bersantap di Jamoo. (Naskah Ini di muat dalam Majalah Kuliner Icip-icip Jakarta)

Berikut Ini adalah Rincian Biaya Ke Malaysia


Sumber Data, Sinar HArapan Anda (SHA)


SOSIALISASIKAN ANTI PERCALOAN

Arus migrasi Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri semakin hari semakin membesar jumlahnya. Proses perekrutan buruh migran sarat dengan praktek pemerasan dan penipuan. Praktek percaloanpun bergandengan erat dengan hal itu, PJTKI berkontribusi besar terhadap eksistansi calo. Lalu bagaimanakah peran APJATI di ranah ketenagakerjaan Indonesia?

Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia atau yang lebih dikenal dengan APJATI. Organisasi ini resmi berdiri pada 29 Mei 1995, setelah terjadi proses pembenahan Surat Ijin Usaha Penempatan (SIUP) dan secara bersamaan Indonesian Manpower Service Association (IMSA) dinonaktifkan.
Hadir untuk menjembatani para pengusaha PJTKI dalam merekomendasi proses kerja TKI, APJATI yang bersifat mandiri, nirlaba dan independen, bertujuan untuk mencapai satu kesatuan arah dan visi Program Nasional, mendukung suksesnya Program Pembangunan Nasional dibidang Ketenagakerjaan, khususnya Penempatan TKI ke luar Negeri serta terbentuknya iklim usaha yang kondusif.

Selama ini keberadaan APJATI cukup bagus, lantaran mampu bersinergi dengan pemerintah dan anggotanya dalam menangani permasalahan TKI. Zainal Abidin, Wakil Ketua DPD Jatim, bidang Promosi dan Penempatan, mengungkapkan kendati APJATI sebagai instansi swasta, namun dalam realisasinya, organisasi ini banyak memberikan perlindungan, mendidik, dan melatih para TKI agar menjadi TKI cerdas. “Tugas ini memang harusnya dilakukan oleh lembaga pemerintah, akan tetapi kita tak mau menunggu, kita akan melakukan apa yang harus dilakukan,” terang Zainal.

Anti Calo
Kehadiran APJATI dalam dunia ketenagakerjaan tentunya menjadi angin segar bagi para TKI yang ingin mengais rejeki di luar negeri. Lembaga yang memiliki anggota sekitar 250 ini, layak mendapatkan perhatian publik karena sosialisasi yang dilakukan murni untuk mempermudah proses kerja TKI. Zainal merasa prihatin melihat banyaknya modus penipuan yang dilakukan oleh para calo. Menurutnya, sistem percaloan telah mengurat akar di Indonesia, semua itu karena pemerintah over protected terhadap peraturan dan prosedur. Jika prosedur itu terlalu rumit, maka masyarakat lebih suka diwakili oleh calo. Disitulah, kehadiran para calo selalu ‘setali tiga uang’ dengan slogan anti calo hanya sekedar hiasan dinding. Untung menjadi skala prioritas, resiko menjadi skala paling bawah dan tidak pernah diperhitungkan. Lagi lagi yang menjadi korban adalah masyarakat. Harusnya untuk menjadi TKI ke Malaysia hanya butuh uang sekitar 5 juta rupiah, melalui jasa calo bisa membengkak menjadi 10 juta.

Lalu bagaimana solusi yang diberikan oleh APJATI, Zainal mengungkapkan bahwa sosialisasi anti calo tidak bisa hanya dilakukan melalui tulisan dan seruan. Menurutnya, pemerintah harus membuat langkah konkret untuk mengurangi pembebanan yang berlebihan. Masyarakat Indonesia memililiki mobilitas yang tinggi, pemerintah harus bisa mengurangi kebijakan-kebijakannya, karena kebijakan itu akan menjadi produk komersial bagi pihak tertentu. Sementara kesadaran masyarakat untuk taat asas tidak dibangun. Solusinya, masih menurut Zainal, mengimbangi tradisi negatif itu dengan tindakan positif, memindahkan alokasi dana calo kepada hal hal yang produktif kepada keluarga TKI, dan menggunakan rumus kesederhanaan dengan harga terjangkau & memenuhi keinginan. Ulfie Fachrurrazy

Visi & Misi

Visi
- Menjadi Organisasi yang bereputasi, dihormati di dunia bisnis dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan sosial yang mampu menunjang ekonomi nasional.
- Menjadi Organisasi yang aktif memberikan kontribusi pada peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia sesuai dengan standart global dan memainkan peran penting pada pasar Tenaga Kerja Internasional.
- Menjadi Organisasi yang mampu memberikan kinerja prima dan pelayanan terpadu pada penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Manca Negara disertai realisasi perlindungan Tenaga Kerja secara konsisten.
- Menjadi Organisasi yang mampu memberikan peran dinamisator, motivator dan integrator dari semua proses penempatan TKI ke luar negeri dan dalam negeri serta memiliki citra yang baik.
Misi
- Melakukan perbaikan mekanisme pada seluruh proses bisnis penempatan TKI melalui koordinasi terpadu dengan seluruh pihak terkait.
- Memberikan pelayanan kepada seluruh anggota Asosiasi untuk meningkatkan profesionalismenya agar dapat menjadi perusahaan yang kompetitif, maju dan diperhitungkan di dunia internasional.
- Menciptakan pusat informasi terpadu pada bidang ketenagakerjaan serta memberikan pelayanan kepada pihak-pihak terkait guna mendapatkan gambaran dinamika bisnis penempatan tenaga kerja.
- Membangun pemahaman dan paradigman baru pada proses penempatan Tenaga Kerja di Dunia Internasional.
- Meningkatkan pelayanan penempatan tenaga kerja pada seluruh tahapan dan membantu memberikan informasi kepada calon tenaga kerja Indonesia secara lengkap dan tepat. (Naskah Ini dimuat dalam Tabloid Kerja)

 

blogger templates | Make Money Online