11 Agustus 2008

SANG NASIONALIS SEJATI

Siapa yang tak kenal Maspion, sebuah produk rumah tangga yang akrab di kalangan ibu rumah tangga, di pelosok negeri, sampai luar negeri. Maspion, Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional.

Nama Maspion terus berkibar, tak peduli dengan gempuran produk impor, ia tetap berjaya menjadi produk rumah tangga nomor wahid. Di tengah kesuksesannya, hanya sedikit orang yang tahu, bahwa Maspion adalah produk yang berawal dari industri rumah tangga lampu teplok sederhana. Sesedikit itu pula yang mengetahui bahwa sebelum Alim Markus, Presiden Direktur Grup Maspion, adalah ayahnya sendiri Alim Husin yang memulai usaha lampu teplok dengan berbahan baku aluminium dan logam di Jawa Timur.
Kini, pengakuan pasar terhadap nama Maspion pembuktiannya bukan cuma sebatas produk-produknya digunakan secara luas di Indonesia dan mancanegara. Melainkan, Maspion telah dipercaya berbagai prinsipal asing untuk mendirikan usaha patungan secara equal. Seperti dengan Grup Samsung dari Korea, Grup Marubeni dari Jepang, maupun dengan Dupont dan Ishizuka dari Jepang. Grup Maspion biasanya mengambil porsi kepemilikan saham hingga 50 persen di semua anak perusahaannya.

Sejarah
Diceritakan, Alim Husin, pendiri awal Maspion, memulai produksi lampu teplok tahun 1961, UD Logam Jawa. Dibantu oleh istrinya Angkasa Rachmawati dan delapan orang karyawan, Alim Husin ketika itu sanggup memproduksi 300 lusin lampu teplok perhari. Di sini, walau masih kecil Alim Markus kelahiran Surabaya 24 September 1951 sudah mulai aktif melibatkan diri membantu ayahnya. Dan ketika duduk di bangku SMP di tahun 1966 dia memilih berhenti sekolah untuk terjun langsung memproduksi lampu teplok.
Sukses dengan lampu teplok, usaha kemudian dikembangkan memproduksi lampu badai untuk para nelayan. Di kemudian hari dimulai pula produksi perabot rumah tangga lain dengan bahan plastik seperti ember, baskom, loyang, dan sebagainya. Pada tahun 1972 usaha keluarga Alim Husin semakin maju dan berkembang sehingga dirancanglah nama dan logo baru, ketemu Maspion yang menurut Alim Markus merupakan singkatan dari Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional.

Nama dan logo baru ditetapkan pula sebagai nama badan usaha baru yang dibentuk, PT Maspion. Dan sebagai putra tertua adalah Alim Markus muda yang ditunjuk langsung sebagai presiden direktur, sedangkan Alim Husin sebagai Chairman. Saudara kandung lainnya Alim Mulia Sastra, Alim Satria, dan Alim Prakasa masing-masing didudukan sebagai direktur pengelola. Dalam perjalanan selanjutnya, pada diri Alim Markus terbukti pengalaman saat muda, sebagai pekerja keras yang mendapat perintah langsung dari ayah, semisal membersihkan lantai, staf administrasi, staf keuangan, bahkan penjualan dan lain-lain. Semua itu menjadi sangat berguna ketika harus melakukan pengambilan keputusan sebagai pemimpin tertinggi perusahaan. Lantaran kerja kerasnya itu, kini Maspion telah memiliki beberapa anak cabang perusahaan, semisal PT Samsung Maspion Indonesia, PT Altap Prima Industrial Estate, PT Alumindo Industrial Estate, PT Trisula Pack Indah, PT Indofibre Mattress, PT TFC Maspion Indonesia, dan PT Alaska Maspion Indonesia. Maspion kini bukan lagi jago kandang dari desa Gubeng, Surabaya, Jawa Timur melainkan sudah mulai diperhitungkan sebagai pemain bisnis tingkat global yang menghidupi 30.000 lebih karyawan.

Bidang Bisnis
Alim Markus yang menikahi Sriyanti dan kini dikaruniai tujuh orang anak dua laki-laki dan lima perempuan menyebutkan, ada lima bidang bisnis yang kini aktif digeluti Maspion. Pertama produk konsumen yang sangat akrab dengan ibu rumahtangga, antara lain memproduksi panci teflon, termos plastik, kulkas, kompor gas, pompa air, kipas angin, dan lain-lain. Badan usaha yang terlibat di sini PT Maspion, PT Trisula Pack Indah, PT Royal Chemical, PT Maspion Flatware, dan PT Indofibre Mattres Indonesia. Kedua konstruksi material dan industri yang melibatkan tujuh anak perusahaan, PT Maspion, PT Maspion Kencana, PT Indal Steel Pipe, PT Alumindo Light Metal Industry, PT Aneka Kabel Cipta Guna, PT Indal Aluminium Industry, dan PT Indalex.

Sukses di bisnis produk rumah tangga, Alim Markus mulai melirik bisnis aset properti. Maspion Mall, Wisma Maspion, Wisma Moneter, Pondok Maspion, CIMAC, PT Bintang Osowilangun, PT Maspion Industrial Estate, PT Alumindo Industrial Estate, dan PT Altap Prima Industrial Estate. Satu aset tersebut yang kini sangat dibanggakan Alim Markus adalah Kawasan Industri Maspion seluas 300 hektar, 100 hektar diantaranya untuk digunakan sendiri oleh Grup Maspion. Letaknya hanya 10 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Puas dalam mendirikan beberapa properti di Surabaya, Alim Markus pun merambah pasar Jakarta, ia merasa pasar Jakarta sangat potensial dalam pengembangan bisnis. Lalu didirikannya gedung perkantoran dan bisnis Plaza Maspion setinggi 18 lantai di Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Tak puas dengan itu, Alim Markus pun melebarkan sayap dalam bisnis jasa keuangan dengan bendera usaha Bank Maspion, Maspion Securities, dan Maspion Money Changer.

Kendati telah menjadi pebisnis sukses di nusantara, Alim Markus tetap seorang sosok luar biasa, yang sangat mencintai produk lokal. Ia tetap konsisten di dalam bisnisnya kendati badai krisis sempat menerjang. Bahkan sanggup menggodanya untuk mengalihkan usaha ke tempat lain, semisal RRC.

Cinta Indonesia

Sebagai perusahaan yang telah berhasil mengakumulasi kemampuan modal, manajemen, sumberdaya manusia, dan jaringan pemasaran adalah tidak sulit bagi Alim Markus mengimpor produk-produk luar lalu melabelinya dengan nama Maspion. Tapi, menurut Alim Markus yang pernah diajak Megawati dalam rombongan kunjungan bisnis kepresidenan ke RRC, hal itu tidak akan memberi nilai tambah dan tidak ada rasa bangga di situ. “Saya harus menekan gaya hidup yang import minded, kita harus bangga dengan produk kita sendiri.”

Dengan arif ia mencoba membandingkan peta bisnis di RRC dan Indonesia yang membuatnya prihatin. Disebutkannya, misalnya, dari segi material cost, component cost, dan labour cost Indonesia kalah dengan RRC sehingga membuatnya tergoda untuk mengalihkan industrinya ke RRC. Namun, Alim Markus tetaplah sang nasionalis sejati, ia tetap mengutamakan kepentingan nasional dan kecintaannya pada produk lokal daripada perhitungan cost yang lebih murah. “Saya tetap concern dengan karyawan. Kalau pemerintah RRC meminta saya menanamkan investasi 10 juta dolar AS di sana, saya pun mengusulkan agar pengusaha mereka menanam juga 10 juta dolar AS di sini,” tegas Alim Markus.

Tips Sukses
Kebesaran Maspion harus dipertahankan. Caranya adalah memelihara etos kerja di lingkungan perusahaan. Alim Markus menyebutkan ada lima hal yang menjadi etika kerja dan selalu dijunjung tinggi seluruh karyawan Maspion. Pertama, kerja keras dan kesetiaan karyawan kepada perusahaan yang ditunjang dengan kemampuan sehingga bisa menghasilkan banyak hal yang positif bagi perusahaan. Kedua, memimpin pasar dengan memberikan keuntungan yang kompetitif kepada semua konsumen, sesuatu yang memang sangat dibutuhkan oleh konsumen. Ketiga, kesatuan dan rasa kebersamaan agar perusahaan semakin kuat dan kokoh. Keempat, pertumbuhan yang berkesinambungan, serta kelima memperhatikan kepuasan konsumen. (Naskah ini dimuat dalam tabloid Kerja ed 009 15 agustus 2008)

0 Comments:

Post a Comment



 

blogger templates | Make Money Online